PENGARUH BAHASA GAUL
TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Bantu
Dosen Pengampu Dra. Rasdawita, M.M,.
Oleh
Herti Gustina
NIM A1B112005
Semester IV, Kelas A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hiyadah yang telah Ia berikan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada wak-tunya.
Kemudian
ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, baik berupa sarana dan prasarana maupun berupa
ide-ide atau gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat tersele-saikan dengan
baik.
Makalah
ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas akhir mata kuliah Bahasa Bantu sebagai
bahan acuan dalam memahami pembelajaran bahasa bantu. Dalam makalah ini penulis
mengangkat topik bahasan mengenai Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perkembangan
Bahasa Indonesia. Melihat maraknya penggunaan bahasa gaul terutama pada kaum
remaja sehingga mengenyampingkan pengguna-an bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Demikianlah
yang dapat penulis sampaikan, apabila ada kesalahan dan ke-kurangan penulis
mohon maaf. Kritik maupun saran dibuka demi perbaikan maka-lah ini untuk
selanjutnya.
Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Jambi, Juli 2014
Penulis
Herti
Gustina
i
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
3
2.1 Hakikat Bahasa...............................................................................................
3
2.2 Ragam Bahasa Indonesia................................................................................
4
2.3 Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia...........................................................
5
2.4 Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia................ 7
2.5 Solusi terhadap Permasalahan Bahasa Gaul.................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 10
Simpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 11
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa
merupakan unsur bunyi yang bermakna yang digunakan sebagai alat komunikasi. Di
Indonesia terdapat sekitar 400 sampai 600 bahasa daerah yang digunakan oleh
masyarakat penuturnya. Sebagai alat pemersatu, maka digunakan-lah bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia berasal dari baha-sa Melayu
Riau yang dipengaruhi oleh bahasa daerah dan bahasa asing. Hingga saat ini
bahasa Indonesia terus berkembang dan digunakan sebagai bahasa dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dewasa
ini, bahasa Indonesia tersaingi oleh adanya penggunaan bahasa gaul. Bahasa gaul
ini terutama digunakan oleh penutur yang sebagian besar dari kalangan remaja.
Bahasa gaul ialah bahasa yang digunakan untuk berteman atau bersahabat dalam
masyarakat. Artinya bahasa gaul lebih bersifat akrab terhadap lawan bicara.
Dahulu
bahasa gaul sering digunakan oleh para waria dalam pengkodean bahasa.
Akantetapi seiring dengan perkembangan zaman, bahasa gaul menjadi le-bih
diminati oleh kalangan remaja. Hal ini diakibatkan karena bahasa gaul lebih
singkat, lincah, kreatif, dan dianggap lebih modern.
Dalam
kaidah pembentukan istilah bahasa Indonesia, penggunaan bahasa gaul tidak memperhatikan
EYD yang baik dan benar. Seringkali bahasa gaul menyalahi aturan pembentukan istilah
bahasa Indonesia. Akantetapi, karena se-ring didengar dan digunakan, para
penutur bahasa kerapkali menggunakannya da-lam kegiatan-kegiatan yang sifatnya
formal. Hal ini tentu mengakibatkan adanya pergeseran penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, dalam arti sulit bagi penutur bahasa untuk membedakan mana
bahasa Indonesia yang sesuai de-ngan kaidah bahasa Indonesia dan mana yang
hanya merupakan bahasa gaul. Kea-daan yang demikianpun menyulitkan bagi penutur
asing untuk mempelajari baha-sa Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.
a.
Bagaimana
hakikat bahasa?
b.
Apa
itu bahasa Indonesia?
c.
Apa
itu bahasa gaul?
d.
Apa-apa
saja ragam bahasa Indonesia?
e.
Apa
saja yang menyebabkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar?
f.
Bagaimana
pengaruh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia?
g.
Bagaimana
cara mengatasi pengaruh adanya bahasa gaul?
1.3
Tujuan Penulisan
Dari topik di atas, maka dirumuskan tujuan penulisan makalah
sebagai beri-kut.
a.
Untuk
mengetahui hakikat bahasa;
b.
Untuk
mengetahui apa itu bahasa Indonesia;
c.
Untuk
mengetahui apa itu bahasa gaul;
d.
Untuk
mengetahui apa-apa saja ragam bahasa Indonesia;
e.
Untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam berbahasa Indone-sia yang
baik dan benar;
f.
Untuk
mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa In-donesia; dan
g.
Untuk
mengetahui cara mengatasi pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa In-donesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Bahasa
Bahasa
adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidenti-fikasi diri.
Sebagai suatu sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun ta-ta
kalimat.
Dalam
fungsinya sebagai alat komunikasi, kita mengenal adanya bahasa Indonesia,
bahasa daerah, bahasa asing, maupun bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan Indonesia yang telah diresmikan sejak pencetusan
Sumpah Pemuda tahun 1928. Bahasa Indonesia ini berasal dari bahasa Melayu Riau
yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh bahasa daerah dan bahasa asing.
Karena terdapat banyaknya bahasa daerah yang terdapat di Indone-sia, maka
disahkanlah bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia karena bahasanya yang tidak
mengenal tingkatan, sederhana dan telah lama menjadi lingua franca. Selain itu,
bahasa Melayu Riau telah disetujui oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai
bahasa pemersatu.
Dewasa
ini, bahasa Indonesia semakin berkembang menuju ke bahasa mo-dern. Perkembangan
bahasa Indonesia tersebut dipengaruhi oleh sumbangan baha-sa dari bahasa daerah
maupun bahasa asing. Sumbangan tersebut memunculkan kosakata serapan yang dapat
memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Bahasa In-donesia kini tidak hanya
digunakan sebagai alat perhubungan, melainkan juga di-gunakan sebagai bahasa
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seiring
dengan perkembangan zaman, muncul pulalah bahasa gaul sebagai sarana dalam
komunikasi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pengertian bahasa ialah
sistem lambang bunyi yang bermakna dan digunakan sebagai alat ko-munikasi.
Sedangkan gaul dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai ber-campur dalam
kehidupan atau berteman akrab. Jadi dapat disimpulkan bahwa ba-hasa gaul ialah
bahasa yang digunakan untuk berteman atau lebih akrab dengan masyarakat atau
penutur lainnya.
Dahulu
bahasa gaul digunakan oleh para waria dalam berkomunikasi sesa-manya.
Akantetapi pergeseran penggunaan bahasa gaul semakin mewabah hingga ke masyarakat umum, terutama digunakan
oleh kalangan remaja. Karena bahasa gaul dianggap lebih singkat, lincah, dan
sederhana. Sehingga bahasa gaul diang-gap lebih modern untuk digunakan.
2.2
Ragam Bahasa Indonesia
Pada
dasarnya setiap bahasa mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal tata bunyi,
tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan tata makna. Akantetapi ka-rena
berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat pemakai bahasa, seperti usia,
pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, dan latar belakang budaya
mereka, maka bahasa itu menjadi tidak seragam. Hal itu pulalah yang menyebabkan
munculnya bahasa gaul. Adapun ragam dalam bahasa Indonesia meliputi:
1)
Ragam
bahasa yang bersifat perseorangan. Biasa disebut dengan istilah idio-lek.
Setiap orang mempunyai gaya bahasa tersendiri tanpa atau dengan disa-darinya.
2)
Ragam
bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wi-layah
tertentu, biasanya disebut dengan istilah dialek. Yaitu ragam bahasa setiap daerah memiliki dialek tersendiri.
3)
Ragam
bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari go-longan sosial
tertentu, biasanya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa go-longan
terdidik, jelas tidak sama dengan ragam bahasa dari golongan buruh kasar,
ataupun golongan masyarakat umum.
4)
Ragam
bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan
ilmiah, jurnalistik, sastra, hukum, matematika, dan militer. Ragam bahasa ini
biasanya disebut dengan istilah fungsiolek. Ragam bahasa ilmiah biasanya
bersifat logis dan eksak, tetapi ragam bahasa sastra penuh dengan kiasan dan
ungkapan.
5)
Ragam
bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi, biasa-nya
disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau bahasa standar.
Kaidah-kaidah dalam ragam bahasa baku, baik dalam bidang fonologi, morfologi,
sintaksis, maupun kosakata, biasanya digunakan secara konsisten.
6)
Ragam
bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak res-mi,
biasanya disebut dengan istilah ragam nonbaku atau nonstandar. Dalam
ragam bahasa nonbaku ini kaidah-kaidah tata bahasa biasanya tidak digunakan
secara konsisten, seringkali dilanggar.
7)
Ragam
bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Lawannya
ragam bahasa yang digunakan secara tertulis, atau yang biasa dise-but bahasa
tulisan atau bahasa tertulis. Ragam bahasa lisan tidak sama dengan bahasa
tulisan. Bahasa lisan dalam realisasinya sering dibantu dengan mimik,
gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan. Sedangkan dalam bahasa tulisan,
mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi tidak dapat diwujud-kan. Karena
itu, agar komunikasi dalam bahasa tulisan dapat mencapai sasar-annya dengan
baik, maka harus diupayakan menyusun struktur kalimat dan penggunaan
tanda-tanda baca sedemikian rupa, agar pembaca dapat menang-kap bahasa tulisan
itu dengan baik dan benar.
2.3
Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia
Bahasa
adalah pendukung kebudayaan bangsa pemilik bahasa itu. Makin bertambah tinggi
kebudayaan bangsa itu, makin maju bahasanya. Akantetapi, se-ringkali terjadi
kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kesalahan dalam penggunaan bahasa
Indonesia dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1)
Ketidaktahuan
Ketidaktahuan
dalam penggunaan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dapat menyebabkan kesalahan
dalam berbahasa. Misalnya kata acuh, seringkali orang mengartikan kata acuh
sebagai ketidakpedulian. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata acuh
berarti mengindahkan atau mempedulikan. Hal ini berbanding
terbalik dengan persepsi masyarakat yang mengartikan kata acuh sebagai ungkapan
tidak peduli. Dan banyak lagi kata-kata lain yang menyebabkan kesalahan dalam
berba-hasa Indonesia yang baik dan benar.
2)
Pengaruh Media Massa
Media
massa sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa masyara-kat. Seringkali
media massa tidak mempedulikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
padahal media massa sangat mempengaruhi bahasa masyara-kat. Misalnya saja dalam
televisi, kecenderungan bahasa yang digunakan dalam sinetron-sinetron dan
iklan-iklan dalam televisi ialah menggunakan bahasa kekini-an yakni bahasa
gaul. Atau misalnya di koran-koran, sering orang menuding ko-ran (surat kabar)
sebagai perusak bahasa. Ciri-ciri bahasa dalam surat kabar, yaitu: singkat,
jelas, dan objektif. Satu pendirian yang
menjadi pegangan umum warta-wan ialah ekonomi bahasa, artinya setiap wartawan
selalu memperhatikan bahwa kata berlebihan, yang tak berfungsi secara nyata
dalam kalimat, sebaiknya dihin-dari. Kesalahan menafsirkan yang dimaksud dengan
ekonomi bahasa itulah yang menyebabkan wartawan sering menghilangkan kata yang
sebenarnya tidak boleh dihilangkan. Kata yang dibuang memang fungsi maknanya
mungkin tidak menonjol, tetapi karena kata itu merupakan komponen yang padu
dalam ikatan frasanya karena sudah merupakan idiom, komponen itu tidak boleh
dihilangkan. Contohnya, pemakaian kata depan pada idiom tertentu bagaimanapun
juga haruslah tetap dipertahankan.
3)
Bahasa dalam Karya Sastra
Sebagai
bahasa kebudayaan, bahasa Indonesia berfungsi di bidang keseni-an, ilmu, dan
teknologi. Dalam bidang seni, yang utama tentu saja seni sastra yang di
dalamnya dapat kita masukkan prosa, puisi, dan drama. Media yang digunakan
dalam menuangkan ungkapan dalam sebuah karya sastra adalah bahasa. Jadi, ba-hasa
sangat berperan penting dalam pembentukan karya sastra.
Dalam
karya sastra, seorang penyair kerapkali menggunakan kata-kata kias untuk
memperindah dan memperhalus bahasa dalam karya sastra. Hal itu ti-daklah
menyalahi aturan dalam berbahasa.
Akantetapi, pemilihan diksi-diksi da-lam karya sastra kadang mengenyampingkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Para penikmat sastra seringkali
mencontoh dari bahasa tersebut dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Hal ini
menyebabkan kesalahan dalam ber-bahasa.
4)
Penyakit Sok-Inggris
Penyakit
Sok-Inggris yaitu penyakit dimana seseorang seringkali menggu-nakan bahasa
Indonesia yang dicampur adukkan dengan bahasa Inggris. Penyakit ini sangat
sering terjadi terutama di kalangan remaja yang baru saja mempelajari bahasa
Indonesia dan baru mengenal bahasa Inggris. Hal ini mengakibatkan kesa-lahan
dalam berbahasa Indonesia. Dimana bahasa Inggris di Indonesiakan dengan tidak
memperhatikan kaidah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misal-nya saja
kata management (bahasa Inggris) untuk menyatakan mengelola atau
mengatur, seringakali di Indonesiakan dengan manajement, padahal dalam
serap-an bahasa Indonesia adalah manajemen. Atau kata-kata dalam bahasa
Inggris yang lainnya yang kerapkali di Indonesiakan tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indone-sia yang baik dan benar.
5)
Bahasa SMS
Dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, komunikasi ti-dak hanya dapat dilakukan melalui
lisan (percakapan tatap muka) ataupun tulisan yang menggunakan media kertas,
melainkan dapat juga menggunakan media handphone. Salah satu aplikasi
dalam media handphone yaitu SMS. Kemudahan yang disumbangkan oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi mengakibatkan bahasa dengan mudah dapat digunakan
dalam komunikasi. Akantetapi, dengan media SMS atau disebut juga dengan pesan
singkat menyebabkan bahasa gaul menjadi semakin sering digunakan. Penggunaan
bahasa gaul yang singkat menyebabkan bahasa tersebut lebih diminati dalam
penggunaan bahasa dalam SMS. Contoh ba-hasa gaul yang digunakan dalam SMS yaitu
aq untuk menyatakan aku atau blz untuk menyatakan balas, dan
banyak contoh-contoh yang lainnya.
2.4
Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Seiring
dengan perkembangan zaman khususnya di negara Indonesia se-makin terlihat
pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indone-sia dalam
penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas
menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia se-bagai
identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini,
masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi
muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Bahasa
gaul seperti penyakit yang mewabah pada masyarakat, terutama bagi kaum remaja.
Mereka lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul yang kaidah tata bahasanya
banyak menyalahi kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini
diakibatkan karena bahasa gaul dianggap lebih modern ketim-bang bahasa
Indonesia yang terkesan terlalu formal. Ini membuktikan bahwa ke-cintaan
terhadap bahasa Indonesia kini mulai luntur. Sumpah Pemuda yang dice-tuskan pada
tahun 1928 tidak lagi menjadi peristiwa penting yang membangkitkan semangat
nasionalisme bangsa.
Bahasa
gaul yang terkesan lebih mudah, singkat, dan lancar menjadi ala-san bagi kaum
remaja untuk menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari. Misalnya
saja kata mank napa? lebih terkesan singkat dan lancar dibanding-kan
dengan kata memangnya kenapa? dalam bahasa Indonesia. Tanpa disadari ka-ta-kata
tersebut telah menyalahi kaidah dalam pembentukan bahasa Indonesia.
Bagi
warga asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia, dengan ada-nya bahasa gaul
menjadi kesulitan dalam mempelajari bahasa Indonesia karena bahasa yang sering
digunakan adalah bahasa gaul. Fungsi bahasa Indonesia seba-gai bahasa nasional
menjadi tersamarkan dengan adanya bahasa gaul. Fenomena ini harus kita hindari
dengan memupuk kecintaan terhadap bahasa persatuan kita yaitu bahasa Indonesia.
2.5
Solusi terhadap Permasalahan Bahasa Gaul
Fenomena
maraknya penggunaan bahasa gaul di era sekarang ini merupa-kan fenomena
kritisnya rasa nasionalisme bangsa. Hal ini tentulah harus menjadi perhatian
kita bersama karena bahasa Indonesia merupakan lambang identitas na-sional. Ada
beberapa solusi yang dapat digunakan
dalam mengatasi hal tersebut, di antaranya:
1)
Menyadarkan
dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya bahasa Indonesia. Upaya ini
dimaksudkan untuk mengajak seseorang menyadari por-si dan tempat yang tepat
bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan be-nar.
2)
Upaya
pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara
lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkung-an
sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan ke-mampuan
berbahasa pada remaja.
3)
Proses
penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang
mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini akan menimbulkan ke-inginan remaja untuk
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar menunjukkan kecinta-an terhadap nasionalisme bangsa. Untuk
itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dipupuk sejak dini,
sehingga masyarakat dapat menyadari pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Dan untuk menghormati pahlawan-pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dengan ber-hasilnya
memproklamirkan kemerdekaan dan Sumpah Pemuda sebagai pemersatu bangsa.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Bahasa
adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidenti-fikasi diri.
Di Indonesia bahasa yang digunakan sebagai bahasa nasional adalah bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu Riau dan dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh bahasa daerah dan bahasa asing.
Bahasa
Indonesia memiliki ragam yang disebabkan oleh faktor usia, pen-didikan,
profesi, budaya, dan latar belakang sosial dan ekonomi. Ragam bahasa Indonesia
tersebut meliputi: dialek, idiolek, fungsiolek, sosiolek, bahasa baku, ba-hasa
nonbaku, bahasa tulisan dan lisan. Dalam berbahasa seringkali terjadi kesa-lahan-kesalahan.
Kesalahan dalam berbahasa Indonesia tersebut dapat disebabkan oleh:
ketidaktahuan, pengaruh media massa, penyakit sok-Inggris, dan bahasa SMS.
Dalam
perkembangan menuju bahasa modern, bahasa Indonesia terus ber-kembang dan
memperkaya kosakata. Akantetapi pengaruh bahasa gaul menyebab-kan bahasa
Indonesia menjadi dikesampingkan oleh masyarakat penuturnya, teru-tama bagi
kalangan remaja. Hal ini tentu memberikan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Untuk itu bahasa Indo-nesia harus
kita jaga kelestariannya agar tidak tersamarkan oleh pengaruh bahasa gaul.
Kecintaan terhadap bahasa Indonesia perlu kita pupuk agar bahasa Indonesia
tetap menjadi bahasa persatuan seperti yang telah dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda 1928.
DAFTAR
RUJUKAN
Daryanto, SS.
1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo Lestari
Munsyi, Alif Danya. 2005. Bahasa
Menunjukkan Bangsa. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia
Badudu, J.S. 1986. Cakrawala
Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Badudu, J.S. 1986. Inilah Bahasa
Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia
Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa
Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Saadie, M. dkk. 1998. Bahasa Bantu.
Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan