Sabtu, 17 Desember 2016

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA



TUGAS
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Mata Kuliah                : Teori Belajar Bahasa
Dosen Pengampu        : Drs. Albertus Sinaga, M.Pd

Disusun oleh:
Nama                : Herti Gustina
NIM                  : A1B112005
Semester/Kelas : III/A


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013




KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
1.      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional yaitu sebagai berikut:
1)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, Bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Misalnya rasa bangga menggunakan Bahasa Indonesia itu merupakan bukti kepada bangsa-bangsa lain bahwa kita adalah pemilik dari Bahasa Indonesia.

2)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional
Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya/yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain. Misalnya Bahasa Indonesia menjadi ciri khas bagi bangsa Indonesia yang merupakan penanda bagi bahwa kita adalah orang indonesia.

3)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya
Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan budaya). Misalnya jika kita berada di daerah yang berbeda, maka yang kita gunakan untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat tersebut adalah Bahasa Indonesia untuk mempermudah interaksi kita dengan orang tersebut karena di Indonesia memiliki banyak dialeg bahasa, apabila kita menggunakan di tempat yang tidak sesuai dialeg bahasa tersebut maka komunikasi akan tidak berjalan lancar.


4)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia
Dengan bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Misalnya Bahas Indonesia ini digunakan untuk Bahasa Kesatuan. Dari banyaknya dialeg bahasa, maka Bahasa Indonesialah yang menyatukan semuanya agar menjadi satu kesatuan.

2.      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai Bahasa Negara yaitu sebagai berikut:
1)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Misalnya pada acara sidang para dewan atau wakil rakyat wajib menggunakan Bahasa Indonesia atau pada UUD dan lainnya juga menggunakan Bahasa Indonesia.

2)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Misalnya pada mata pelajaran apapun baik di dalam buku maupun pengantar guru dalam mengajar adalah menggunakan Bahasa Indoensia.

3)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Misalnya pada acara tertentu yang bersifat formal, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.

4)      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Misalnya di dalam mengembangan suatu budaya, ilmu pengetahuan atau teknologi kita menggunakan Bahasa Indonesia untuk kelancaran pengembangan hal tersebut

ANALISIS ARTIKEL PENDIDIKAN "DAMPINGI ANAK SAAT BELAJAR"



 
MAKALAH
ANALISIS ARTIKEL PENDIDIKAN
“DAMPINGI ANAK SAAT BELAJAR”

Mata Kuliah                : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu        :

Disusun oleh:
1.      Herti Gustina              A1B112005
2.      Fitri Lestari
Semester/Kelas            : III/A


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
 


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hiyadat yang telah Ia berikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kemudian ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa sarana dan prasarana maupun berupa ide-ide atau gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan sebagai bahan diskusi dalam menganalisis artikel tentang pendidikan. Dalam hal ini kami mengambil artikel dengan judul Dampingi Anak Saat Belajar. Hal ini kami pikir patut untuk dianalisis dan dipelajari bersama sebagai calon pendidik.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf. Kritik maupun saran kami buka demi perbaikan makalah ini untuk selanjutnya.
Atas perhatiannya kami haturkan ucapan terima kasih.

_, Januari 2014


Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1  Tentang Artikel........................................................................................................ 1
1.2  Alasan Pemilihan Artikel......................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB II ANALISIS........................................................................................................ 3
2.1  Masalah dalam Pendidikan...................................................................................... 3
2.2  Evaluasi terhadap Artikel........................................................................................ 4
2.3  Solusi terhadap Masalah.......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 7
3.1  Kesimpulan.............................................................................................................. 7
3.2  Saran........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8
LAMPIRAN ARTIKEL................................................................................................ 9

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tentang Artikel
Artikel “Dampingi Anak Saat Belajar” berisi tentang pentingnya peran orang tua mendampingi anak pada saat belajar. Agar pendidikan anak dapat berjalan dengan baik, orang tua sangat berperan penting dalam membangun semangat belajar anak. Dalam mendampingi anak, hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan memudahkan komunikasi. Dalam artikel tersebut seorang guru sekolah At Taufiq mengemukakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mendampingi anak belajar yaitu sebagai berikut: orang tua dapat menanamkan minat membaca pada anak yang bertujuan untuk memperlihatkan kepada anak bahwa selain tugas sekolah ada hal-hal lain yang perlu diketahuinya.
Selanjutnya menggunakan cara lain dengan memberikan kebebasan bagi anak dalam mengungkapkan pendapatnya, kemudian sediakan permainan dengan berbagai macam gaya belajar mulai dari belajar mendengar, melihat sampai dengan belajar memilih dan merangkai. Sebagai orang tua yang baik adalah merespon kegiatan anak saat belajar misalnya, menanyakan apa yang telah dipelajari di sekolah tetapi bukan nilai yang diperolehnya, minta anak untuk mengajarkan kepada orang tua apa yang telah meraka pelajari di sekolah. Lalu jika anak mendapatkan prestasi di sekolah jangan lupa untuk merayakan prestasi yang dicapainya, tidak peduli sekecil apapun.
Jika orang tua melakukan hal-hal yang disebutkan di atas seorang anak akan merasa dihargai. Bila dia telah berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini akan membuatnya bersemangat dan selanjutnya akan lebih mudah bagi orang tua untuk meminta anaknya belajar.

1.2  Alasan Pemilihan Artikel
Alasan pemilihan artikel ‘Dampingi Anak Saat Belajar’  ada pada pembahasan artikel ini. Pada umumnya banyak kita temukan orang tua yang menyerahkan tugas mendidik anak hanya pada seorang guru. Hal itu merupakan pola pendidikan yang keliru. Selain guru, dalam mendidik anak orang tua juga berperan mendampinginya dalam belajar. Orang tua juga wajib memberikan perhatian terhadap perkembangan pendidikan seorang anak sehingga proses kemandirian anak dapat dipantau dengan baik.
Banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga lupa terhadap perannya dalam mendidik anak. Kegagalan dalam mendidik banyak terjadi ketika seorang anak tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Anak menjadi cenderung malas dan tidak peduli terhadap pendidikan karena tidak adanya dorongan dari lingkungan sekitar. Ini adalah fenomena yang banyak kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya mengajar, mendidik juga dilakukan dengan melatih, membimbing, dan memimpin. Mengajar berarti orang tua meluangkan waktunya untuk mengajarkan anak tentang pelajaran yang tidak ia mengerti di sekolah, misalnya saja mengajarkan dalam menyelesaikan PR. Maksud melatih dalam artikel ini yaitu memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga ia menjadi lebih percaya diri, misalnya dalam melatih seorang anak membaca, orang tua memberikan kebebasan untuk si anak bisa membacakan buku yang ia sukai. Membimbing di sini berarti orang tua mendampingi anaknya ketika belajar dan mengarahkannya pada suatu pembelajaran yang benar tanpa melumpuhkan rasa percaya diri si anak. Dan terakhir memimpin, orang tua memimpin setiap pembelajaran yang dilakukan si anak. Orang tua memberikan perhatian penuh terhadap apa yang dikerjakan si anak di sekolahnya. Hal itu dapat dilakukan dengan meminta anak untuk selalu mengumpulkan ulangan, tes apapun tugas sekolahnya. Selain itu untuk memotivasi anak dalam belajar, dapat dilakukan dengan menjanjikan sesuatu kepada anak sehingga ia terpacu dan berusaha dengan giat untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Perlu diingat bahwa seorang anak merasa dihargai bila dia telah berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini akan membuatnya bersemangat.

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
-          Mengetahui masalah yang terjadi dalam mendampingi anak saat belajar;
-          Mengevaluasi isi dalam artikel “Dampingi Anak Saat Belajar”; dan
-          Memberikan solusi terhadap masalah pendidikan tersebut.



BAB II
ANALISIS
2.1  Masalah dalam Mendampingi Anak Saat Belajar
Pengertian pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam proses belajar peran orang tua sangat penting. Orang tua sebaiknya mendampingi anak pada saat belajar, sebab dapat menciptakan komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua. Orang tua dapat memberi evaluasi ataupun motivasi untuk anak agar si anak semangat dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Tetapi kenyataan yang ada pada saat ini, orang tua banyak yang tidak bisa mendampingi anaknya dalam belajar. Sebagian orang tua sekarang sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak sempat lagi untuk mendampingi anak dalam belajar karena sudah keletihan bekerja pada siang hari. Anak terpaksa belajar sendiri dengan kondisi apa adanya. Akibatnya jika anak mengalami masalah pada saat belajar yang tidak bisa diselesaikan, anak akan merasa bingung akan bertanya dengan siapa, ia akan langsung menutup dan menyimpan buku-bukunya ke dalam tas sekolahnya.
Di pihak lain, orang tua yang banyak memiliki waktu atau tidak sibuk pun sering mengalami kesulitan dalam membantu anak  dalam belajar. Kadang dalam proses pembelajaran anak, antara penjelasan orang tua dan penjelasan guru terdapat sedikit perbedaan sehingga anak menjadi bingung terhadap suatu materi pembelajaran tertentu. Namun dalam hal ini, si anak lebih mempercayai penjelasan dari gurunya karena anak menganggap bahwa gurunya lebih benar dalam memberikan penjelasan terhadap materi pembelajaran. Guru dianggap sebagai pemegang peran penting dalam proses belajar, sedangkan orang tua hanyalah berperan dalam membantu proses belajar anak.
Kemudian masalah lain yang dihadapi anak dalam belajar yaitu jika anak gagal dalam belajar sebagian orang tua menghukum anaknya sebagai luapan rasa kekecewaannya. Dan sebaliknya jika anak berhasil kebanyakan orang tua memberikan hadiah yang berlebihan. Hal itu akan mempengaruhi semangat anak dalam belajar karena mereka akan beranggapan bahwa mereka akan dicintai oleh orang tua hanya sudah berhasil.
Sebagian orang tua hendaknya mampu memilih pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang anak yang dipuji kepandaiannya, bukan usahanya akan menjadi terpusat pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka takut pada kesulitan karena mereka mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan. Begitupun cara orang tua menghukum anak, orang tua lebih baik tidak memberikan kritik pribadi yaitu menyalahkan kemampuan seorang anak sebagai penyebab kegagalan mereka, menurunkan penghargaan mereka, memperlihatkan emosi negatif, dan membuat menurunnya prestasi anak di masa depan.

2.2  Evaluasi
Mendampingi anak dalam belajar bukanlah perkara mudah. Tidak hanya memberi perhatian, anak juga diberi suatu dorongan supaya tetap bersemangat dalam belajar. Dalam memberi dorongan inilah yang banyak terjadi kegagalan. Orang tua kadang memberikan dorongan dalam belajar, namun juga memberikan efek negatif di sisi lainnya. Misalnya saja dipaparkan dalam artikel ini “Jangan lupa untuk merayakan prestasi yang dicapainya, tidak peduli sekecil apapun.” Dalam hal ini, kebanyakan orang tua memberikan dorongan berupa pemberian hadiah yang menyenangkan hati si anak tanpa memikirkan manfaat baginya. Hadiah tersebut malah membuat anak menjadi manja dan tidak mandiri. Ini menjadi dorongan positif yang juga memberi efek negatif. Dalam merayakan prestasi yang dicapainya hendaknya juga disesuaikan dengan manfaat baik yang diperlukan anak, bukan sekedar mengikuti kehendaknya semata.
Hal tersebut di atas juga merupakan proses dalam mendidik, yakni anak dibimbing untuk memilih sesuatu yang baik dan bermanfaat baginya. Selain itu, sebagaimana tujuan pendidikan yaitu kemandirian, anak dilatih untuk dapat bertanggungjawab dan bekerja keras untuk melakukan suatu hal. Sebagai pemacu anak diberi hadiah berupa buku atau tas baru misalnya, kemudian untuk mendapatkan hal itu anak berusaha keras untuk bisa meraih prestasi. Dengan hal itu kita memotivasi anak untuk belajar dengan giat sekaligus memfasilitasi kegiatan belajar anak. Namun, kita juga harus ingat bahwa selain belajar anak juga memiliki kebutuhan berupa hiburan. Artinya, anak juga perlu diberi kesempatan untuk bermain.
Pendidik yang kreatif ialah pendidik yang mampu menciptakan suasana belajar seperti suasana bermain. Seperti yang dikemukakan dalam artikel ini “ Sediakan permainan dengan berbagai gaya belajar, mulai dari belajar mendengar dan melihat sampai dengan belajar memilih dan merangkai.”
Dalam praktiknya, belajar sambil bermain cenderung lebih efektif. Anak dibuat lebih santai sehingga apa yang diajarkan dapat diterima dengan baik. Tidak perlu tekanan supaya anak bisa berprestasi. Dengan mengembangkan prinsip belajar sambil bermain maka proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah. Permainan dalam belajar misalnya materi pelajaran bahasa dibuat seperti lagu sehingga anak dengan senang hati menyanyikannya dan tanpa disadari dia juga dapat menghafalnya. Pada prinsipnya hafalan dengan lagu akan mudah untuk diingat. Begitu juga dengan pelajaran lain juga dapat diterapkan sistem yang sama untuk memudahkan dalam menghafal. Dan masih banyak lagi hal-hal kreatif yang dapat diciptakan untuk proses belajar sambil bermain.
Perlu ditekankan lagi bahwa mendampingi anak dalam belajar bukanlah bertujuan untuk menjadikan anak tidak mandiri dan manja, namun orang tua membimbing anak dalam belajar dengan memberikan perhatian dan motivasi. Perhatian tersebut diberikan supaya orang tua dapat mengetahui perkembangan belajar si anak dan menentukan sikap untuk proses belajar yang sesuai dengannya.

2.3  Alternatif Solusi
Alternatif solusi terhadap masalah dalam mendampingi anak saat belajar adalah sebagai berikut.
1.      Kembangkan cara belajar yang menarik
Anak-anak dalam usia pertumbuhan selalu bersemangat untuk belajar hal baru, cobalah membuat kegiatan belajar yang menarik. Orang tua tidak perlu mengajar anak dengan cara konvensional dengan menyuruhnya belajar menggunakan kursi dan meja belajar. Anak dapat belajar dimanapun baik itu di sofa atau di tempat tidur dan jika memungkinkan anak juga dapat diajak belajar di taman.
Saat belajar di tempat yang santai cobalah mengajak anak mengemukakan hal-hal yang mereka sukai misalnya saja yang dicontohkan dalam artikel “Bila dia senang dengan kuda pilih cerita yang berhubungan dengan kuda, atau minta untuk mencari lima hal tentang kuda”. Hal itu akan membuat anak lebih percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya. Dalam hal ini orang tua dituntut untuk lebih kreatif dalam memodifikasi cara belajar yang baik dan menarik.

2.      Belajar sambil bermain
Setiap anak memiliki gaya belajar sendiri. Jika seorang anak tidak bisa duduk di suatu tempat, coba mengajarinya saat bermain. Anak-anak adalah pendengar yang sangat baik. Oleh karena itu, orang tua dapat memutar buku audio sehingga dia dapat menyerap cerita dengan cepat atau orang tua dapat membaca buku dengan suara keras supaya dia lebih mudah paham. Belajar sambil bermain merupakan metode yang sangat baik untuk mengajar anak-anak yang pendiam dan tidak terlalu aktif. Belajar sambil bermain akan memudahkan anak dalam menyerap pelajaran, karena anak dibuat dalam kondisi santai. Otak yang sedang santai atau tidak dalam tekanan akan lebih mudah dalam menyerap pelajaran.

3.      Jadwalkan waktu bermain anak
Anak juga membutuhkan hiburan berupa bermain, karena hiburan dapat menyegarkan kembali semangat belajar anak. Belajar terus menerus dapat membuat anak jenuh sehingga menjadi malas. Perlu diingat bahwa hiburan yang dibutuhkan anak tidaklah semata-mata hanya untuk bermain-main melainkan berikan juga manfaat dari permainan tersebut. Permainan yang diberikan hendaklah memiliki manfaat bagi perkembangan belajar anak.

4.      Belajar melalui internet
Internet juga merupakan salah satu cara untuk anak-anak belajar hal-hal baru. Melalui dunia maya seorang anak dapat memperoleh pengetahuan suatu topik tertentu. Hal ini dapat meningkatkan minat dan mengeksplorasi ide-ide baru oleh anak. Tapi orang tua harus memonitor kegiatan internet anak, orang tua juga perlu memastikan bahwa penggunaan internet hanya untuk belajar saja.
Internet memiliki banyak sekali manfaat yang baik, namun di sana juga terdapat hal-hal negatif yang dapat merusak karakter anak. Untuk itu, orang tua harus selalu memantau apa yang dilihat anak dalam mengoperasikan internet.  Apabila orang tua lalai, maka bisa jadi anak menyalahgunaka internet terhadap hal-hal yang bersifat negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Orang tua sangat berperan penting  dalam membangun semangat belajar pada anak. Momen kebersamaan dengan anak  menjadi kebahagiaan bagi para orang tua. Secara langsung mereka dapat mengamati perkembangan anak dan mengetahui potensi yang anak miliki. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah mendampingi anaknya ketika sedang belajar di rumah.
Dalam mendampingi anak, orang tua dapat melakukakan hal-hal yang menumbuhkan semangat belajar anak misalnya, dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan minat membaca pada anak, memberikan pujian kepada anak saat mengetahui hasil belajar anak meskipun terkadang anak gagal dalam belajar tetapi sebagai orang tua yang baik hal yang perlu dilakukan adalah memberi motivasi kepada anak untuk belajar lebih giat lagi agar nantinya si anak dapat berhasil.
Jadi kesimpulannya pendidikan akan berhasil jika peran guru dan orang tua berjalan dengan seimbang. guru di sekolah berperan sebagai orang yang membimbing, melatih, mengajar, dan mendidik anak. Begitu juga dengan peran orang tua yang membantu anak belajar, memantau perkembangan anak pada saat belajar dan  memberikan motivasi kepada anak untuk lebih giat lagi dalam belajar. Jika hal itu dilakukan maka proses pembelajaran anak akan berhasil.

3.2  Saran
Dalam makalah ini, penulis telah memaparkan beberapa pembahasan mengenai judul tersebut. Akantetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kritik maupun saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.


DAFTAR RUJUKAN
Jambi Independent, terbitan Minggu 24 November 2013.
Uda-go-blog.blogspot.com/.../pentingnya-mendampingi-anak-belajar.html


LAMPIRAN ARTIKEL