TOKOH-TOKOH SEJARAH ESTETIKA
ZAMAN PERTENGAHAN
Dosen
Pengampu:
Prof.
H. Yundi Fitrah, M.Hum, Ph.D
Disusun
Oleh:
Kelompok
4
1. Dani
Somdani A1B112029
2. Herti
Gustina A1B112005
3. Mahdalena A1B112021
Mata Kuliah :
Estetika dan Stilistika Sastra
Semester/Kelas : II/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya untuk dijadikan acuan dalam diskusi pada mata
kuliah Estetika dan Stilistika Sastra.
Ucapan
terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, baik dalam pengadaan sarana dan prasarana maupun
pemberian ide-ide dalam penyusunan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari akan adanya kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik maupun saran sangat diharapkan sebagai pembelajaran
selanjutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
pembaca maupun penulis pribadi.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
_, April 2013
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR
ISI......................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang..........................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................
1
1.3 Tujuan
dan Manfaat Penulisan.............................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................
3
2.1 Zaman
Purba.............................................................................................
3
2.2 Pengaruh
Sudut Agama.........................................................................
3
2.3 Teori
mengenai Simbol............................................................................
5
2.4 Thomas
Aquino (1225-1274)..................................................................
5
2.5 Konsep
tentang Zaman Kuno dan Pertengahan...............................
8
BAB III PENUTUP...........................................................................................
9
3.1 Kesimpulan................................................................................................
9
3.2 Saran..........................................................................................................
9
PERTANYAAN................................................................................................
10
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estetika
merupakan filsafat mengenai keindahan. Dalam setiap karya sastra terdapat unsur
estetik yang memperindah sebuah sastra, di dalam estetik terdapat estetik
modern dan estetik tradisional, maka Hal
tersebut tidak terlepas dengan sejarah perkembangan mengenai estetika.
Dalam
perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdapat beberapa masa seperti
masa purba dan masa kuno selain itu zaman pertengahan estetika juga sangat
dipengaruhi oleh sudut agama. Dimana unsur-unsur estetik ada dalam setiap
pernak-pernik perlengkapan peribadatan dan juga pada kesenian dan drama sangat
dipengaruhi oleh sudut agama.
Pada
zaman pertengahan yang lebih siknifikannya pada masa purba terdapat gagasan-gagasan mengenai
keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol. Dalam hal ini dikenal seorang
tokoh Thomas Aquino yang mengemukakan uraian pendek mengenai keindahan. Konsep
mengenai keindahan juga banyak dikemukakan oleh tokoh lainnya karena dalam
setiap yang ada di semesta ini memiliki nilai estetika.
1.2 Rumusan Masalah
Agar
tidak terjadi penyimpangan atau kekeliruan terhadap makalah ini, maka perlu
adanya rumusan masalah sebagai batasan-batasan terhadap pembahasan yang dibahas
dalam makalah ini. Rumusan masalah tersebut di antaranya:
1. Estetika
masa purba;
2. Pengaruh
sudut agama terhadap estetika;
3. Teori
mengenai simbol;
4. Thomas
Aquino; dan konsep tentang zaman kuno dan zaman pertengahan.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penulisan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini ialah supaya baik pembaca maupun penulis dapat
mengetahui dan memahami mengenai sejarah estetika pada zaman pertengahan. Dan
agar pengetahuan tentang sejarah estetika pada zaman pertengahan dapat
dimanfaatkan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Zaman Purba
Pseudo-Dionysius
Areopagita (500) secara langsung tidak memegang peranan penting dalam filsafat
keindahan, akantetapi karyanya sangat dipengaruhi oleh Neoplatonisme dan
Agustinus. Mengenai keindahan ada beberapa gagasan yang kemudian mempengaruhi
pandangan keindahan menjadi tradisional. Gagasan-gagasan itu dikembangkan
selaras dengan garis besar seluruh karyanya yaitu dengan menekankan kepada
peranan dari suatu susunan hirarkis yang mengadakan semua keikutsertaan cahaya
yang mempengaruhi bagan lebih lanjut dalam teori tentang keindahan.
2.2 Pengaruh Sudut Agama
Sebelumnya,
seni rupa, musik dan drama pada abad pertengahan didukung oleh para penguasa
negara dan masyarakat, akantetapi jauh daripada dahulu dan sesudahnya pada abad
pertengahan seni dipengaruhi oleh agama. Seperti pada tempat ibadah dengan
segala perhiasannya, buku dengan perhiasan atau miniaturnya, pakaian dan
alat-alat peribadatan, sastra, musik dan juga drama merupakan pengaruh agama
terhadap seni. Kesenian dan karya seni berhubungan dengan agama dan dalam
perkembangannya, seni dan religi berkaitan erat satu sama lain.
Di
wilayah dunia bagian Barat yaitu sekitar laut tengah pada abad pertengahan, ada
tiga agama yang menentukan perkembangan seni, yakni: Yahudi, Kristiani dan
Islam. Ketiganya merupakan agama moneteis yang dalam sejarah berasal dari satu
akar. Khususnya mengenai anggapannya tentang seni religius agama Yahudi dan
sikap yang menjadi nyata dalam kesenian dari ilhamnya Kristiani.
Masalah
keindahan ternyata kadang-kadang dikaitkan dengan ajaran agama, seperti
lukisan-lukisan geometris Islam yang dipengaruhi oleh ajaran yang mengharamkan
penggambaran makhluk hidup.
Dalam
lingkungan Yahudi dan kemudian di lingkungan Islam sangat ditekankan
transendensi Allah yang tidak dapat dan tidak diboleh digambarkan dalam
berhala-berhala. Pendirian itu mempengaruhi secara khusus seluruh bidang seni
rupa. Gambar-gambar atau patung yang berusaha menyatakan Allah atau yang ilahi
itu dilarang, apalagi manusia dan biasanya hewan-hewan tidak boleh dipahat atau
dilukiskan. Dari sudut lain jelaslah bahwa senirupa yang bermotif (umpamanya)
bunga-bunga, daun-daun dan rantai ataupun hanya yang bermotif matematim sangat
dikembangkan pula keahlian dalam memakai warna-warni gemilang, seni sajak,
musik, arsitektur dalam tempat-tempat ibadah dan tempat berkumpul (Sinagoga,
masjid serta istana-istana malahan rencana kota).
Seni
religius dalam lingkungan kristiani ditandai dengan kepercayaan pada penjelmaan
sabda ilahi sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus. Maka manusia dan segala
yang berhubungan dengan masyarakat dan sejarah manusia yang dainggap paling
cocok untuk memperlihatkan Tuhan dan keterlibatannya dalam dunia. Dalam hal ini
terdapat perbedaan antara lingkungan gereja di sebelah Timur Laut Tengah
(Kabatrikan Istambul, Ryzantium Konstatinopel, Anthiokia, Iskandaria).
Yang
pertama memang sangat suka akan seni religius dan segala bentuknya (spiritual)
dipengaruhi oleh anggapan itu lepas dari madayarat terdapat upacara-upacara
syurgawi, bagian barat (gereja latin) dipengaruhi oleh anggapan itu juga sampai
sekitar menjelang abad ke-10, tetapi mulai sekitar tahun 1000 di Eropa Barat
dalam banyak bidang (spiritual, senirupa, sastra, penyelenggaraan negara serta
pengurus masyarakat dan perdagangan, lalu ilmu alam dan lain-lain) muncullah
minat besar yang konkret, partikular dan individual itulah yang menjadi nyata
dalam perkembangan seni khususnya dalam seni religius yaitu meminati dan
menampilkan segala seluk beluk kehidupan manusia sedemikian rupa sehingga
justru itulah yang menjadi lambang kehadiran Tuhan yang diperlukan dan
dirindukan hati manusia.
2.3 Teori mengenai Simbol
Sebelum
abad pertengahan, di lingkungan Kristiani telah berkembang teori dan filsafat
mengenai makna dan peranan simbol. Salah satu sumber yang membahas mengenai
makna dan peranan simbol ialah pada mazhab Iskandaria sejak abad ke-3 (klemenes
origenes), khususnya mengenai tafsir kitab suci.
Teori
mengenai simbol menjadi suatu gaya pendorong guna mengembangkan pelbagai bentuk
seni dalam lingkungan kristiani. Teori dan filsafat mengenai kesenian dan karya
seni yang akan muncul dalam masa modern dilatar belakangi anggapan-anggapan
tentang simbol yang berasal dari lingkungan kristiani hampir sejak awalnya.
Bedanya ialah bahwa dalam rangka seni religius dan dalam rangka itu menjadi a
symbol of the beyond, sedangkan gaya symbol kesenian modern biasanya justru
tidak menunjukkan suatu beyond yang bersifat trensenden melainkan suatu beyond
manusiawi dan duniawi.
Di
lingkungan Kristiani, teori mengenai simbol menjadi suatu gaya pendorong guna
mengembangkan pelbagai bentuk seni.
2.4 Thomas Aquino
(1225-1274)
Filosofi
lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino (1225-1274). Ia
menulis mengenai esensi dari keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah
"keindahan berkaitan dengan pengetahuan".
Sesuatu
disebut indah jika menyenangkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat
penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada
pengalaman empirik dari pengamat. Hal yang selalu mencolok adalah kondisi dan
sikap terhadap subyek keindahan, persiapan individu untuk memperoleh pengalaman
estetik.
Selanjutnya,
ia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat: keseluruhan (lat.
Integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (lat. Proportio) dan
kejelasan atau kecemerlangan.
Secara
umum gagasan Thomas Aquinas merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang
sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan Aristoteles, Thomas Aquinas
menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang
terjadi dalam diri manusia.
Ketika
mengkaji secara empirik obyek yang sulit untuk didefinisikan atau diukur secara
langsung, pendefinisian dapat dipermudah dengan perbandingan dengan obyek-objek
atau benda lain, yang lebih mudah untuk dikaji, karena telah dikenal. Kemudian,
daripada menggunakan real definition untuk sementara dapat digunakan definisi
nominal untuk objek atau benda tersebut. Cara ini telah dimanfaatkan dalam
pengkajian tentang keindahan oleh St. Augustinus dan Thomas Aquino.
Thomas beranggapan mengenai keindahan merupakan
suatu rangkuman dimana segala unsur lama dihargai dengan mengetengahkan peranan
dan rasa si subyek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas
terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.
Tentang
Thomas Aquino dianggap penting untuk dipelajari karena:
a. Memuat
suatu unsur baru yang merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan
tentang keindahan selama masa modern, dan
b. Selain
itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai
keindahan.
Rumus Thomas yang paling terkenal adalah Pulchum respicit vim cognitivan, puchra enim
dicuntur quac visa placent atau Inggrisnya: beauty has to do with knowledge: we call a thing beautifull when it
release the eye of the beholder ( St Thomas Aquinas, Summa technology, atin
text and English Translation, con ed, Thomas Gilby, London New York, 1963-1977,
60 jilid, 2 halaman, 72-73). Di samping itu tekanan pada pengetahuan dalam
kutipan ini paling menyolok peranan subyek dalam hal keindahan.
Rumus lain yang terkenal ialah ad pulchuritudinem tria requireruntur,
primoquidem integritas sive perfesto, et debita proportio sive consonantia, at
iterum claritas (summa theol I, 29 8c) dengan Inggrisnya: beauty must include throe qualities
integrity of completenoss, right proportion or harmony and brightness (terbitan
yang sudah dikutip jilid 7, halaman 132-133). Unsur-unsur itu sudah berulang kali
kita lihat dalam sejarah. Dalam kutipan ini secara tepat dan telah ringkas
hubungan satu sama lain, menyoloklah peranan obyek yang indah yang dikenal
(dialami manusia).
Satu kutipan lagi hanya dalam terjemahan
bahasa Inggris the beautifull is that in
which the crexis (pengarahan si subyek) comes to rest through contemplation
latin. Sebenarnya a pectus lebih umum dan dengan menekankan unsur inderawi
or knowledge. Those sense are therefore
chiefly associated with beauty which contribute most to our knowledge, viz,
sight and beautifull sound but not a beautifull tastes and smells we do not
speak of beauty in references to the other three senses (terbitan sama,
jilid 19, halaman 77 summa theol I-II, 27 I. M). Ditekankan pada subyek dan pada pengetahuan.
Selain itu berakhirnya kegiatan dan tercapainya suatu yang diidam-idamkan
diucapkan Thomas, lagipula peranan indera dengan membedakan penglihatan dan
pendengaran dari indera lainnya.
2.5 Konsep tentang Zaman
Kuno dan Pertengahan
Sampai
saat ini, ada 3 anggapan dan penghargaan pokok yang telah ditemukan tentang
keindahan:
1. Berdasarkan
keseimbangan, keteraturan, ukuran dan sebagainya (berasal dari phytagoras,
terdapat dalam anggapan Plato dan seterusnya sampai dengan Thomas).
2. Sebagai
jalan menuju kontemplasi (Plato, Platinos, Agustinus, Kristiani pada umumnya
meskipun dengan tekanan yang berbeda-beda), sedangkan keindahan dianggap
sebagai yang pertama-tama terdapat di luar dan dilepas dari subyek biasanya dan
menekankan yang di seberang.
3. Perhatian
tentang apa yang terjadi dalam si subyek terdapat dalam dua filsuf penting
yaitu Aristoteles dan Thomas. Mereka mengutarakan pentingnya penyelidikan
mengenai pengalaman apoteriori dengan empiris.
Pokok yang terakhir tersebut sangat
mempengaruhi filasafat teori keindahan maupun karya seni dalam banyak
lingkungan barat modern karena menyangkut manusia khususnya dilihat dari sudut
aposteoriori dalam bidang rasa dan seleranya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
masa purba tokoh estetik yang memegang peranan penting mengenai filsafat
keindahan ialah Pseudo Dionysius Areopagita dengan karyanya yang sangat
dipengaruhi oleh Neoplatonisme dan Agustinus. Thomas Aquino juga merupakan
tokoh abad pertengahan yang memaparkan beberapa uraian pendek mengenai
keindahan.
Seni
rupa, sastra, musik dan drama sebelum
dan sesudah abad pertengahan berkembang dengan dipengaruhi oleh agama. Dalam
lingkungan kristiani selama abad pertengahan, teori dan filsafat serta teologi
mengenai simbol menjadi suatu gaya pendorong guna mengembangkan berbagai bentuk
seni. Teori dan filsafat mengenai kesenian dan karya seni yang akan muncul
dalam masa modern dilatarbelakangi oleh anggapan-anggapan tentang simbol yang
berasal dari lingkungan kristiani pada awalnya. Bedanya ialah dalam rangka seni
religius dan dalam rangka itu menjadi a
symbol of the beyond, sedangkan gaya simbol kesenian modern biasanya justru
tidak menunjukkan suatu beyond yang bersifat trensenden melainkan suatu beyond
manusiawi dan duniawi.
3.2 Saran
Dalam makalah ini
penulis memaparkan tentang sejarah estetika pada zaman pertengahan. Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kritik maupun saran sangat diharapkan agar dapat menjadi
koreksi bersama sebagai pembelajaran selanjutnya. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
PERTANYAAN
1. Apa
hubungannya agama dan estetika?
2. Apa
hubungan zaman pertengahan dengan masa purba?
3. Apa
makna dan peranan simbol pada abad pertengahan?
4. Apa
yang dimaksud dengan keindahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan?
5. Apakah
pengertian simbol dalam karya seni?
6. Apakah
pengertian dari aposteriori?
7. Berikan
contoh dari pengaruh agama terhadap estetika?
8. Bagaimana
karya seni dalam konsep keindahan dan ilmu pengetahuan?
9. Bagaimana
peranan simbol terhadap estetika?
10. Coba
jelaskan pengaruh sudut agama datang sebelum atau sesudah zaman pertengahan!
DAFTAR PUSTAKA
Fitrah,
Yundi. 2013. Berkenalan dengan Estetika.
Jambi: Universitas Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar