TUGAS I
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT TERHADAP MODUL I
RANAH KAJIAN PUISI
Mata Kuliah :
Kajian Puisi
Dosen Pengampu :
Dr. Sudaryono, M.Pd
Disusun
oleh:
Nama :
Herti Gustina
NIM :
A1B112005
Semester/Kelas :
III/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sebagai
umpan balik apakah Anda memiliki pemahaman yang baik dan memadai tentang ranah
kajian puisi, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Objek/fokus
kajian puisi merupakan ranah yang menyediakan berbagai kemungkinan dilakukannya
kajian. Jelaskan ranah kajian puisi berdasarkan kekayaan khasanah puisi di
Indonesia!
Jawaban:
Ranah kajian puisi
berdasarkan kekayaan khasanah puisi di Indonesia, meliputi:
1) Ranah
puisi lisan difokuskan pada masalah atau objek kajian sebagai berikut.
a. Bentuk
dan struktur puisi lisan.
b. Pengaruh
puisi lisan terhadap pembinaan tatanilai dan pembangunan masyarakat.
c. Jenis
puisi lisan: mantra, parikan, gurindam, seloka dan lain-lain.
d. Penuturan
dan pementasan puisi lisan.
e. Perbandingan
puisi lisan antardaerah, antaretnis atau antarkomunitas.
f. Sejarah
perkembangan puisi lisan pada suatu daerah.
g. Sarana-sarana
penyampaian puisi lisan.
h. Nilai-nilai
budaya, nilai religius, nilai moral, nilai edukatif, dan berbagai nilai-nilai
yang terdapat di dalam puisi lisan.
i.
Penggalian puisi
lisan dalam kaitannya dengan upaya transkripsi, dokumentasi, inventarisasi
puisi lisan dalam konteks pembinaan dan pengembangan puisi lisan.
2) Ranah
puisi tulis difokuskan pada masalah atau objek kajian sebagai berikut.
a. Bentuk
tulisan, misalnya: Jawa Kuno, Jawa Klasik, Jawa Modern, abjad Sansakerta, tulisan
pra-islam dan huruf Arab.
b. Sejarah
perkembangan puisi tulis tertentu.
c. Struktur
puisi tulis: bahasa, tema, penokohan, latar sosial-budaya, persajakan, irama,
susunan baris dan bait, stilistika.
3) Ranah
kajian puisi berdasarkan dimensi waktu dibagi atas puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama pada hakikatnya sama dengan puisi lisan. Sedangkan pada puisi baru
difokuskan pada masalah atau objek sebagai berikut.
a. Struktur
puisi: diksi, pengimajian, bahasa figuratif, versifikasi, tata wajah, tema,
nada dan suasana, kode semantik, kode simbolik, kode budaya
b. Aliran
puisi
c. Latar
belakang sosial puisi
2. Objek/fokus
kajian puisi juga berhubungan dengan model komunikasi puisi yang memberikan
kemungkinan memilih sebagai fokus kajian. Ada empat ranah kajian puisi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari model komunikasi Abrams. Jelaskan keempat
ranah kajian puisi tersebut!
Jawaban:
Ranah kajian puisi
menurut model komunikasi Abrams, meliputi:
1) Ranah
objektif (karya berwujud puisi) diteliti dengan pendekatan objektif
(strukturalisme, semiotik, dan variannya) memandang puisi sebagai dunia yang
otonom. Pendekatan ini dalam praktiknya mengabaikan penulis (penyair) dan
lingkungan sosial budaya. Menurut pendekatan ini puisi harus dilihat sebagai
objek yang mandiri dan menonjolkan puisi sebagai struktur verbal yang otonom
dengan koherensi internal. Dalam pendekatan ini terjalin secara jelas antara
konsep-konsep linguistik dengan kajian puisi, baik secara metaforis maupun
secara ekletis (Santoso, 1993:25).
2) Ranah
penyair yang diteliti dengan pendekatan ekspresif menonjolkan peranan penulis
(penyair). Titik berat pendekatan ini mengarah pada diri penyair, kesadaran
penyair secara psikologis, wawasan budaya penyair, dan respon penyair terhadap
masalah dasar kehidupan. Dalam perspektif historis, pendekatan ekspresif
berusaha mencari asal-usul terciptanya puisi, yaitu bagaimana puisi itu
diciptakan, apa yang menjadi motif atau latar penciptaan, dan bagaimana model
transformasi dunia penyair.
3) Ranah
mimesis yang diteliti dengan pendekatan mimetik menonjolkan aspek referensial.
Dasar pandangan pendekatan mimetik ini adalah adanya anggapan bahwa puisi
merupakan tiruan alam atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia di semesta
raya ini. Sasaran yang diteliti ini adalah sejauh mana karya yang berwujud
puisi merepresentasikan dunia nyata atau semesta dan kemungkinan adanya
intertektualitas dengan karya lain. Oleh karena itu, pendekatan mimetik ini
berhubungan dengan teori
intertekstualitas, teori dekonstruksi, dan teori strukturalisme genetik
(Santoso, 1993:25).
4) Ranah
pembaca yang diteliti dengan pendekatan pragmatik atau lazim disebut estetika
resepsi menonjolkan peranan pembaca sebagai penyambut, penghayat, dan pemberi
makna. Anggapan dasar pendekatan pragmatik ini adalah puisi dipandang sebagai
artefak tidak berarti apa-apa tanpa keterlibatan pembaca sebagai penyambut,
penghayat, dan pemberi makna.
3. Objek/fokus
kajian puisi juga mengarah pada ranah intrinsik dan ekstrinsik. Berikan
penjelasan cakupan ranah intrinsik dan ekstrinsik serta hubungan dengan
berbagai metode penelitian yang sesuai!
Jawaban:
Cakupan
ranah intrinsik berhubungan dengan kajian terhadap karya berwujud puisi sebagai
objeknya dan upaya mengungkapkan makna atau nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam ranah instrinsik ini, bahasa dan isi karya berwujud puisi menjadi fokus
kajian utamanya. Dari segi bahasa, peneliti dapat mengkaji bahasa dengan
berbagai manifestasinya seperti keindahan bahasa, cara pengungkapan, cara
penceritaan, gaya pengungkapan, dan masalah estetika lainnya. Sedangkan dari
segi isi, peneliti dapat mengkaji isi karya berwujud puisi mengarah pada
berbagai macam nilai seperti nilai budaya, sosial, politik, moral, etika,
pendidikan dan religius.
Cakupan
ranah ekstrinsik mencakup kajian pada ranah penyair yang memfokuskan pada (1)
proses kreatif yang dilakukan oleh penyair dalam menciptakan puisi; (2)
faktor-faktor yang mendorong penyair berkarya; (3) visi, misi, dan konsepsi
yang dianut oleh penyair; (4) aliran puisi yang diciptakan oleh penyair; dan
(5) latar belakang sosial-budaya, agama, keyakinan, dan pandangan hidup penyair
bersangkutan. Selain itu, kajian secara ekstrinsik dapat difokuskan pada ranah
mimesis yang terkait dengan berbagai pengaruh terhadap karya berwujud puisi
yang meliputi pengaruh sosial, politik, budaya, atau psikologis dengan berbagai
macam adanya konvensi yang mendasarinya (konvensi budaya, konvensi puisi, dan
konvensi bahasa).
Ranah
instrinsik berhubungan dengan metode-metode sebagai berikut:
-
Metode intuitif
yaitu berhubungan dengan mengkaji isi puisi yang mengarah pada nilai
kebudayaan. Metode ini dianggap sebagai kemampuan dasar manusia dalam upaya
memahami unsur-unsur kebudayaan.
-
Metode
hermeneutika yaitu berhubungan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap
bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis dalam karya sastra.
-
Metode analisis
isi yaitu berhubungan dengan isi laten yakni isi yang terkandung dalam dokumen
atau naskah.
-
Metode formal
yaitu berhubungan dengan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yakni
unsur-unsur dalam karya sastra (puisi).
Ranah
ekstrinsik berhubungan denga metode-metode sebagai berikut:
-
Metode
kualitatif yaitu memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam
hubungannya dengn konteks keberadaannya. Dalam karya sastra misalnya, akan
dilibatkan pengarang, lingkungan sosial di mana pengarang berada, lingkungan
sosial di mana pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya.
-
Metode analisis
isi yaitu berhubungan dengan isi komunikasi yakni pesan yang terkandung sebagai
akibat komunikasi yang terjadi.
4. Kajian
yang bersifat eksperimen juga merupakan ranah yang dapat dipilih dalam kajian
puisi. Kemukakan kajian eksperimen yang dilakukan oleh Segers dalam konteks
respon pembaca terhadap teks puisi!
Jawaban:
Kajian
eksperimen dalam konteks respon pembaca dalam meresepsi makna puisi lebih
cenderung termasuk ke dalam kajian sosiologi puisi yang mengangkat persoalan
penyair, karya dan respon masyarakat pembaca. Kajian teks puisi ini dapat
berpangkal tolak pada pembaca. Hubungan antara pembaca dan penulis (penyair)
tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui karya yang
dibacanya. Dalam konteks ini pembaca dituntut kreativitasnya untuk menemukan
pesan penulis (penyair) melalui karya yang dibacanya. Pembaca dalam komunikasi
puisi dapat berfungsi sebagai subjek atau objek. Sebagai subjek, pembaca adalah
pemberi makna, perebut amanat dan pemberi nilai terhadap puisi yang menjadi
objeknya. Sebaliknya, sebagai objek pembaca selalu terkena bermacam-macam
pengaruh dan kekuatan sosial budaya yang melingkupinya.
Menurut Segers
(dalam Pradopo, 1995:208) mengatakan cakrawala harapan pembaca ditentukan oleh
tiga kriteria, yaitu (1) norma-norma yang terpancar dari teks-teks yang telah
dibaca oleh pembaca, (2) pengetahuan dan pengalaman atas semua teks yang telah
dibaca sebelumnya, dan (3) pertentangan antara fiksi dan kenyataan, yaitu
kemampuan pembaca untuk memahami, baik dalam horizon sempit dari
harapan-harapan sastra maupun dalam horizon luas dari pengetahuannya tentang
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar