MIMBAR KEHIDUPAN
(Herti
Gustina)
seteguk
air membasahi tubuh yang kotor penuh noda
dibalut
kain putih bersimpuh, bermunajat di atas lapikan sajadah
tadahan
tangan seakan menampung segala kepedihan dosa
meraung
sukma di ruang penuh nista
semilir
nyanyian kitab suci melagukan kesejukan
membuka
mata di pagi yang masih bernyawa
enggan
mimpi itu untuk beranjak, namun adzan itu menapaki seluruh jagad raya
membangunkan
mata para perindu surga
di
atas sajadah hati menuai benih
sembari
menyisir lika-liku jalan menujuMu
cahayaMu
penerang jalanku
Mendalo,
11 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar