MAKALAH
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing:
Drs. Nelyahardi, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 7
Anggota:
1.
Herti Gustina (A1B112005)
2.
Apriani All Sten (A1B112049)
3.
Melan Delvia (A1B112043)
4.
Muthmainnah (A1B112008)
5.
Susi Milarti (A1B112052)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat
menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah pengantar
pendidikan.
Pada makalah ini kami
akan membahas mengenai permasalahan yang terdapat di dalam dunia pendidikan,
baik permasalahan pokok, jenis-jenis, pemecahan masalah pemerataan,
faktor-faktor yang mempengaruhi, permasalahan aktual pendidikan dan
penanggulangannya yang kami susun dari berbagai sumber dan kami rangkum dalam
makalah ini.
Tidak lupa kami ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun
yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berharap agar
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata
kuliah pengantar pendidikan.
Demikianlah yang dapat
kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf. Kritik
dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi
lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Jambi,
_ November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
3
2.1
Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya...........................................
3
2.2
Jenis-Jenis Masalah Pendidikan......................................................................................
3
1.
Masalah pemerataan pendidikan............................................................................
3
2.
Masalah mutu pendidikan........................................................................................
4
3.
Masalah efisiensi pendidikan...................................................................................
5
4.
Masalah relevansi pendidikan..................................................................................
5
2.3
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan..............................................................
6
2.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan.................. 7
1.
Perkembangan IPTEK dan seni.................................................................................
7
2.
Laju pertumbuhan penduduk....................................................................................
8
3.
Aspirasi masyarakat.................................................................................................
8
4.
Keterbelakangan budaya dan saran kehidupan....................................................... 8
2.5
Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya..........................................
9
1.
Permasalahan aktual pendidikan.............................................................................
9
2.
Upaya penanggulangan permasalahan pendidikan................................................. 11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
12
3.2 Saran................................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ada ahli
yang mengatakan bahwa manusia sebagai animal
educable. Artinya, pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat
dididik. Di samping itu, menurut Langeveld, manusia juga bisa disebut sebagai animal educandum yang artinya manusia
pada hakikatnya adalah makhluk yang harus dididik, dan homo educandus yang bermakna
bahwa manusia merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat dididik tetapi juga harus dan dapat mendidik. Deskripsi di atas mengungkapkan secara
jelas bahwa ada mata rantai yang erat antara hakikat manusia dengan garapan
pendidikan sebagai salah satu usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia.
Garapan pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Malahan pendidikan
telah dianggap sebagai salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi.
Persoalannya mengapa manusia harus dididik dan harus mendidik.
Pendidikan
adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang
mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar, pelakunya
adalah guru/pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspektif
belajar, pelakunya adalah peserta didik/siswa yang melakukan aktifitas belajar.
Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik
yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya
membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan, dengan melalui program
pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya
pendidikan dalam keluarga serta lingkungan.
Salah satu
tujuan pendidikan adalah menyiapkan individu untuk dapat
beradaptasi/menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutan-tuntutan sesuai wilayah
tertentu yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan zaman.
Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagiannnya sering tidak
diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan
pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian
luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri,
kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak
segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu,
perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan
oleh pendidik dalam mengemban tugasnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam setiap penulisan, salah satunya adalah penulisan makalah, agar tidak
terjadi kerancuan dan penyimpangan dalam pembahasannya perlu dilakukan
perumusan dan batasan masalah.
Dalam penulisan masalah ini penulis ingin mengetahui:
·
Bagaimana upaya penanggulangan
permasalahan pendidikan ?
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan ?
·
Apa-apa saja permasalahan pokok
dalam pendidikan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan
tersebut berupa jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang. Begitu juga dalam penulisan makalah ini,
dimana tujuan penulis dalam ini adalah
untuk mengetahui permasalahan dalam pendidikan itu sendiri dan juga mengetahui
bagaimana cara mengatasinya.
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam
penulisan makalah agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan maupun penulis
pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini diharapkan
mempunyai manfaat antara lain :
1.
Menambah ilmu dan wawasan penulis
khususnya, pembaca pada umumnya mengenai permasalahan dalam dunia pendidikan.
2.
Sebagai penambah bahan acuan bagi
kita sebagai calon guru bahasa Indonesia dalam memberikan materi pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Sistem
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan
masyarakat sebagai supra sistem. Kaitan erat antara bidang pendidikan sebagai
sistem pendidikan menjadi bagiannya. Kondisi itu menjadi kompleks. Artinya
suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitannya dengan
masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu
hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya
dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Pada
dasarnya ada dua pokok permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan di
tanah air Indonesia ini, yaitu:
1.
Bagaimana semua warga negara dapat
menikmati kesempatan pendidikan.
2.
Bagaimana pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun dalam
kehidupan masyarakat.
Dalam rangka menciptakan sistem pendidikan nasional yang mantap,
berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta mampu menjawab
tantangan masa kini dan dan masa depan, pendidikan nasional dewasa ini terus
ditata dan dikembangkan dengan memberikan prioritas pada aspek-aspek yang
dipandang strategis bagi masa depan bangsa. Prioritas tersebut adalah
pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang bersamaan dengan
peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pada semua jenis, jenjang, dan jalur
pendidikan. Guna lebih meningkatkan mutu pendidikan, maka kurikulum pendidikan
harus diperbaharui, sarana pendidikan dilengkapi dan mutu guru ditingkatkan.
2.2 Jenis-jenis Masalah Pendidikan
Ada empat
macam masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang
perlu diprioritaskan penanggulangannya, yaitu:
1. Masalah
Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
Sehingga pendidikan itu menjadi wadah bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul
apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat
ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas
pendidikan yang tersedia.
Khusus melalui jalur pendidikan di
luar sekolah, usaha pemerintah dalam pendidikan mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Ada dua faktor penunjang yaitu perkembangan IPTEK yang menawarkan
berbagai macam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan
kesempatan belajar.
2.
Masalah Mutu
Pendidikan
Berdasarkan pengalaman dan
pengamatan terhadap sekolah yang menunjukkan kinerja yang baik atau bermutu,
baik sekolah negeri maupun swasta di Indonesia, ditemukan beberapa hal penting,
yaitu:
1.
Sekolah memiliki komitmen,
kepedulian dan kesadaran bahwa mutu itu penting.
2.
Mereka memiliki inisiatif dan
kreativitas untuk melakukan upaya-upaya peningkatan mutu.
3.
Mereka pada umumnya memiliki
kepemimpinan yang kuat (strong leadership),
serta didukung oleh orang tua.
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga kerja terhadap calon luaran dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja
penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga kerja dengan
sistem tes untuk kerja (performance test).
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang
bermutu.
Masalah mutu pendidikan juga
mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air
menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah
dari pada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan barmaksud
agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan
jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota atau desa) mengalami peningkatan
mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
3.
Masalah
Efisiensi Pendidikan
a)
Masalah efisiensi pendidikan
mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat
sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya
berarti rendah. Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana
tenaga pendidik difungsikan
b. Bagaimana
prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana
pendidikan diselenggarakan
d. Masalah
efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah
pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga kerja yang tersedia
dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah penempatan studi sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Masalah penempatan studi sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
b)
Masalah efisiensi dalam penggunaan
prasarana dan sarana. Penggunaan persarana dan sarana pendidikan yang tidak
efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan
dan sering juga karena perubahan kurikulum.
Gejala lain
tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu
diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan
pembekalan kemampuan sikap dan keterampilan calon pemakai ataupun tanpa
dilandasi oleh konsep yang jelas.
4.
Masalah
Relevansi Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang di hasilkan satuan
pendidikan dengan yang di harapkan satuan pendidikan di atasnya atau institusi
yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Tugas pendidikan ialah menyiapkan
sumber daya manusia. Untuk pembangunan relevansi pendidikan mencakup sejauh
mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor
pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan
lain-lain.
Relevansi
merupakan masalah berat untuk dipecahkan, utamanya masalah-masalah relevansi
kualitas.
Dari keempat
macam masalah pendidikan tersebut dikatakan teratasi jika pendidikan:
1.
Dapat menyediakan kesempatan
pemerataan belajar, artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat
ditampung dalam satuan pendidikan.
2.
Dapat mencapai hasil yang bermutu,
artinya perencanaan proses pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan.
3.
Dapat terlaksana secara efisien,
artinya proses pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam
rancangan.
4.
Produk yang bermutu tersebut
relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan.
Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan
yang bermutu belum dapat di usahakan pada saat demikian:
1.
Gerakan perluasan pendidikan untuk
melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan
penghimpunan dan pengarahan dana dan daya.
2.
Posisi satuan-satuan pendidikan pada
saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas
terlalu banyak, pengarahan tenaga kerja pendidik yang tidak memadai dan
seterusnya.
2.3 Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak pemecahan masalah yang telah
dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Langkah-langkah yang di tempuh
melalui cara konversional dan cara inovatif.
Ø
Cara Konversional
Yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain:
a.
Membangun gedung sekolah seperti SD inpres
dan ruangan belajar.
b.
Menggunakan gedung sekolah untuk
double shift (sistem pergantian pagi dan sore) untuk pendidikan dasar ialah
membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat atau keluarga yang kurang mampu
agar mau menyekolahkan anaknya
c.
Melaksanakan penataran
d.
Penambahan jumlah tenaga kependidikan
Ø
Cara Inovatif
Yaitu pemecahan masalah dengan
cara baru yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil kreativitas tertentu
terutama yang baru, yang berbeda dengan
cara-cara sebelumnya.
Upaya pemecahan masalah
pendidikan secara inovatif, antara lain :
a.
Sistem pamong (pendidikan oleh
masyarakat, orang tua dan guru)
b.
SD keall pada daerah terpencil
c.
Sistem guru kunjung
d.
SMP Terbuka (isosa–in school out off
school approach)
e.
Kejar PAKET A dan B
f.
Belajar jarak jauh seperti universitas
terbuka.
g.
Penambahan fasilitas multi media
h.
Modernisasi pengelolaan pendidikan
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan merupakan
pembangunan mikro, yaitu masalah yang berlangsung di dalam sistem pendirian sendiri.
Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro yaitu masalah di luar
sistem pendidikan.
Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
1. Perkembangan IPTEK dan Seni
a.
Perkembangan IPTEK
Terdapat
hubungan yang erat antara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b.
Perkembangan Seni
Kesenian
merupakan aktifitas berkreasi manusia secara individual ataupun kelompok yang
menghasilkan suatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan
dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan-pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan
konstruktif serta keterampilan di samping dominan kognitif yang sudah dianggap
melalui program/bidang studi yang lain.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan kepribadian bersumber pada dua hal:
a.
Pertambahan penduduk
Dengan
bertambahnya penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta
komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dengan demikian terjadi
pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjut
cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah
dasar.
b.
Penyebaran penduduk
Penyebaran
penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata, sebaran penduduk yang
seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan prasarana dan
sarana pendidikan.
3. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi
masyarakat dalam hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup
yang sehat. Aspirasi terhadap pekerjaan semuanya ini mempengaruhi peningkatan
aspirasi terhadap pendidikan tidaklah berarti bahwa aspirasi tetap dibangkitkan
dan ditingkatkan utamanya pada masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi
menjadi motor penggerak roda kemajuan.
4. Keterbelakangan Budaya dan Saran
Kehidupan
Keterbelakangan
budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang
menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya.
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun dari
dalam lingkungan masyarakat sendiri. Keterbelakangan itu terjadi karena:
·
Letak geografis tempat tinggal suatu
masyarakat (misal terpencil).
·
Penolakan masyarakat terhadap
datangnya unsur budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhwatirkan akan
merusak sendi masyarakat.
·
Ketidakmampuan masyarakat secara
ekonomis, menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya
dialami oleh:
·
Masyarakat daerah terpencil
·
Masyarakat yang tidak mampu secara
ekonomis
·
Masyarakat yang kurang terdidik
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang
kebudayaannya tidak ikut berperan dalam pembangunan sebab mereka tidak
mempengaruhi dorongan untuk maju.
2.5
Permasalahan
Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya
1. Permasalahan Aktual Pendidikan
Permasalahan
aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa
mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan
dikemukakan ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaannya. Masalah
aktual tersebut antara lain:
a.
Masalah keutuhan pencapaian sasaran
Masalah
keutuhan pencapaian sasaran pendidikan berhubungan dengan sistem pendidikan. Banyak hambatan yang harus dihadapi dalam pencapaian sasaran
pendidikan, diantaranya:
1)
Beban kurikulum
sudah terlalu sarat.
2)
Pendidikan afektif sulit
diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum) yang keterlaksanaannya
sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
3)
Pencapaian hasil pendidikan afektif
memakan waktu, sehingga memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik.
4)
Menilai hasil
pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil juga
membutuhkan biaya. Di sinilah letak masalahnya jika sarana pendidikan yang utuh
ingin dicapai.
b.
Masalah kurikulum
Saat
ini sistem pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan kurikulum 1984 yang
didesain sebagai penyempurnaan kurikulum 1975/76. Jika kurikulum 1975/76 berorientasi
kepada produk pendidikan dan kurang membenahi proses pembelajaran, maka
kurikulum 1984 lebih peduli terhadap kualitas proses pembelajaran. Untuk itu
kurikulum 1984 memberi perhatian yang besar pada CBSA dan keterampilan proses,
juga pelaksanaan ko dan ekstrakulikuler dengan memperhitungkan hasilnya sebagai
bahan untuk nilai akhir. Konsep ini bagus secara teoritis, tetapi
pelaksanaannya mengundang banyak masalah. Titik rawan yang bisa timbul antara
lain bagaimana mempersiapkan para pelaksana dan pembina pendidikan di lapangan
khususnya guru agar dapat berCBSA dan melaksanakan keterampilan
proses dalam pembelajaran. Ini bukan persoalan yang mudah,
karena merupakan soal perubahan sikap dan keterampilan dalam pembelajaran.
Pembenahannya memerlukan penataran, penyuluhan, bimbingan secara kontinu dari
para pembina pendidikan serta tenaga ahli dan kesemuanya itu berarti beban
biaya.
Konsep kurikulum 1984 juga
memiliki kelebihan karena adanya keluwesan-keluwesan antara lain :
-
Adanya program inti yang sifatnya nasional.
-
Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal).
-
Disediakannya program belajar
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki
lapangan kerja.
Sekalipun demikian tetap disadari bahwa pelaksanaan
kurikulum ini tidak mudah dan cukup rumit. Kerumitan-kerumitan itu antara lain,
meliputi:
-
Pemilihan materi muatan lokal yang tepat
-
Penyusunan
program (disajikan secara monolitik atau integratif) juga menentukan
pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dari dalam dan dari luar lingkungan
sekolah
-
Koordinasi pelaksanaan
-
Penyediaan sarana, fasilitas dan biaya
c.
Masalah peranan guru
Dewasa ini berkat perkembangan iptek yang
demikian pesat bahkan merevolusi, sejak abad 19. Guru diharapkan mampu
mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan
pembelajaran (direktur), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinator),
mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (koomunikator),
menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator) dan memberikan
dorongan belajar (stimulator). Dalam hubungan dengan multi peran guru seperti
dikemukakan di atas, maka masalah yang timbul ialah bagaimana guru dapat melakukan
multi peran seperti itu.
d. Masalah
pendidikan 9 tahun
Dalam pelaksanaannya
pendidikan dasar 9 tahun, lebih pada tahap awal sudah pasti
banyak hambatannya. Hambatan-hambatan tersebut ialah:
1)
Realisasi pendidikan dasar
yang diatur dengan PP No. 28 tahun1989 masih harus dicarikan titik temunya
dengan PP No. 65 tahun1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari
pendidikan dasar.
2)
Kurikulum yang belum siap.
3)
Pada masa transisi para
pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan melalui bimbingan-bimbingan
penyuluhan, penataran dan lain-lain.
4)
Hambatan lain berasal dari
sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua / kalangan yang kurang mampu,
mereka mungkin cenderung untuk tidak menyekolahkan anaknya karena harus membiayai
anaknya lebih lama.
2. Upaya Penanggulan Permasalahan
Pendidikan
a.
Pendidikan efektif perlu
ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara inkidental.
b.
Pelaksanaan KO dan ekstrakurikuler
dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam
menetapkan nilai akhir perlu dikaitkan dengan pemberian insentif oleh guru.
c.
Pemilihan siswa kelas atas kelompok
yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan tertuju
kepada masyarakat merupakan hal yang prinsip, karena pada dasarnya tidak semua
siswa secara personal mampu belajar di perguruan tinggi.
d.
Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan
dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus. Oleh karena itu, tenaga
kependidikan khususnya guru menjadi penyebab lahirnya sumber daya manusia yang
berkualitas untuk pembangunan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
makalah ini penulis mengambil kesimpulan bahwa:
·
Permasalahan pokok pendidikan meliputi masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan masalah
relevansi pendidikan.
·
Pemecahan masalah pemerataan pendidikan dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara konvensial
dan cara inovatif.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan terdiri dari 2 masalah yaitu masalah makro dan masalah mikro.
·
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan
bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan sehingga pendidikan itu
menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan.
·
Pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan
peserta didik yang memiliki tujuan tertentu.
3.2 Saran
Dengan
mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu,
masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan terutama dari
dosen. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Umaedi, dkk. 2009. Manajemen
Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2006. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tirtaraharja, Umar dan S. L. La Sulo. Tanpa tahun. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
http://www.geogle.com/masalah
pendidikan di Indonesia dan pemecahannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar