Rabu, 14 Desember 2016

PERMASALAHAN PENDIDIKAN



MAKALAH
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing:
Drs. Nelyahardi, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 7

Anggota:
1.         Herti Gustina      (A1B112005)
2.         Apriani All Sten  (A1B112049)
3.         Melan Delvia      (A1B112043)
4.         Muthmainnah    (A1B112008)
5.         Susi Milarti         (A1B112052)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah pengantar pendidikan.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai permasalahan yang terdapat di dalam dunia pendidikan, baik permasalahan pokok, jenis-jenis, pemecahan masalah pemerataan, faktor-faktor yang mempengaruhi, permasalahan aktual pendidikan dan penanggulangannya yang kami susun dari berbagai sumber dan kami rangkum dalam makalah ini.
Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah pengantar pendidikan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

                                                                                                            Jambi, _  November 2012
                                                                                                            Penyusun

                                                                                                             Kelompok 7


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
1.3  Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 2
1.4  Manfaat Penulisan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
2.1    Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya........................................... 3
2.2    Jenis-Jenis Masalah Pendidikan...................................................................................... 3
1.      Masalah pemerataan pendidikan............................................................................ 3
2.      Masalah mutu pendidikan........................................................................................ 4
3.      Masalah efisiensi pendidikan................................................................................... 5
4.      Masalah relevansi pendidikan.................................................................................. 5
2.3    Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan.............................................................. 6
2.4    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan.................. 7
1.      Perkembangan IPTEK dan seni................................................................................. 7
2.      Laju pertumbuhan penduduk.................................................................................... 8
3.      Aspirasi masyarakat................................................................................................. 8
4.      Keterbelakangan budaya dan saran kehidupan....................................................... 8
2.5    Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya.......................................... 9
1.      Permasalahan aktual pendidikan............................................................................. 9
2.      Upaya penanggulangan permasalahan pendidikan................................................. 11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ada ahli yang mengatakan bahwa manusia sebagai animal educable. Artinya, pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat dididik. Di samping itu, menurut Langeveld, manusia juga bisa disebut sebagai animal educandum yang artinya manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang harus dididik, dan  homo educandus yang bermakna bahwa manusia merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat dididik tetapi juga harus dan dapat mendidik. Deskripsi di atas mengungkapkan secara jelas bahwa ada mata rantai yang erat antara hakikat manusia dengan garapan pendidikan sebagai salah satu usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia. Garapan pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Malahan pendidikan telah dianggap sebagai salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Persoalannya mengapa manusia harus dididik dan harus mendidik.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar, pelakunya adalah guru/pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspektif belajar, pelakunya adalah peserta didik/siswa yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga serta lingkungan.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan individu untuk dapat beradaptasi/menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutan-tuntutan sesuai wilayah tertentu yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan zaman.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagiannnya sering tidak diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan oleh pendidik dalam mengemban tugasnya.

1.2       Rumusan Masalah
Dalam setiap penulisan, salah satunya adalah penulisan makalah, agar tidak terjadi kerancuan dan penyimpangan dalam pembahasannya perlu dilakukan perumusan dan batasan masalah.
Dalam penulisan masalah ini penulis ingin mengetahui:
·         Bagaimana upaya penanggulangan permasalahan pendidikan ?
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan ?
·         Apa-apa saja permasalahan pokok dalam pendidikan ?

1.3       Tujuan Penulisan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut berupa jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.  Begitu juga dalam penulisan makalah ini, dimana tujuan penulis dalam  ini adalah untuk mengetahui permasalahan dalam pendidikan itu sendiri dan juga mengetahui bagaimana cara mengatasinya.

1.4       Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan maupun penulis pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain :
1.      Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai permasalahan dalam dunia pendidikan.
2.      Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru bahasa Indonesia dalam memberikan materi pelajaran.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Kaitan erat antara bidang pendidikan sebagai sistem pendidikan menjadi bagiannya. Kondisi itu menjadi kompleks. Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitannya dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Pada dasarnya ada dua pokok permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air Indonesia ini, yaitu:
1.                   Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2.                   Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun dalam kehidupan masyarakat.
Dalam rangka menciptakan sistem pendidikan nasional yang mantap, berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta mampu menjawab tantangan masa kini dan dan masa depan, pendidikan nasional dewasa ini terus ditata dan dikembangkan dengan memberikan prioritas pada aspek-aspek yang dipandang strategis bagi masa depan bangsa. Prioritas tersebut adalah pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang bersamaan dengan peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Guna lebih meningkatkan mutu pendidikan, maka kurikulum pendidikan harus diperbaharui, sarana pendidikan dilengkapi dan mutu guru ditingkatkan.

2.2       Jenis-jenis Masalah Pendidikan
Ada empat macam masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, yaitu:
1.         Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan itu menjadi wadah bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Khusus melalui jalur pendidikan di luar sekolah, usaha pemerintah dalam pendidikan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ada dua faktor penunjang yaitu perkembangan IPTEK yang menawarkan berbagai macam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar.

2.                  Masalah Mutu Pendidikan
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap sekolah yang menunjukkan kinerja yang baik atau bermutu, baik sekolah negeri maupun swasta di Indonesia, ditemukan beberapa hal penting, yaitu:
1.        Sekolah memiliki komitmen, kepedulian dan kesadaran bahwa mutu itu penting.
2.        Mereka memiliki inisiatif dan kreativitas untuk melakukan upaya-upaya peningkatan mutu.
3.        Mereka pada umumnya memiliki kepemimpinan yang kuat (strong leadership), serta didukung oleh orang tua.
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga kerja terhadap calon luaran dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga kerja dengan sistem tes untuk kerja (performance test). Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan barmaksud agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota atau desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.

3.                  Masalah Efisiensi Pendidikan
a)        Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah. Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenaga pendidik difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga kerja yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah penempatan studi sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
b)        Masalah efisiensi dalam penggunaan prasarana dan sarana. Penggunaan persarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum.
Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan sikap dan keterampilan calon pemakai ataupun tanpa dilandasi oleh konsep yang jelas.

4.                  Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang di hasilkan satuan pendidikan dengan yang di harapkan satuan pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia. Untuk pembangunan relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain.
Relevansi merupakan masalah berat untuk dipecahkan, utamanya masalah-masalah relevansi kualitas.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut dikatakan teratasi jika pendidikan:
1.        Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam satuan pendidikan.
2.        Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya perencanaan proses pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3.        Dapat terlaksana secara efisien, artinya proses pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4.        Produk yang bermutu tersebut relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat di usahakan pada saat demikian:
1.        Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya.
2.        Posisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengarahan tenaga kerja pendidik yang tidak memadai dan seterusnya.

2.3       Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Langkah-langkah yang di tempuh melalui cara konversional dan cara inovatif.
Ø    Cara Konversional
Yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain:
a.         Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan ruangan belajar.
b.        Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem pergantian pagi dan sore) untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat atau keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya
c.         Melaksanakan penataran
d.        Penambahan jumlah tenaga kependidikan
Ø    Cara Inovatif
Yaitu pemecahan masalah dengan cara baru yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil kreativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda  dengan cara-cara sebelumnya.
Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif, antara lain :
a.         Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua dan guru)
b.        SD keall pada daerah terpencil
c.         Sistem guru kunjung
d.        SMP Terbuka (isosa–in school out off school approach)
e.         Kejar PAKET A dan B
f.         Belajar jarak jauh seperti universitas terbuka.
g.        Penambahan fasilitas multi media
h.        Modernisasi pengelolaan pendidikan

2.4       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan merupakan pembangunan mikro, yaitu masalah yang berlangsung di dalam sistem pendirian sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro yaitu masalah di luar sistem pendidikan.
Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
1.      Perkembangan IPTEK dan Seni
a.       Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b.      Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktifitas berkreasi manusia secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan suatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan-pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping dominan kognitif yang sudah dianggap melalui program/bidang studi yang lain.

2.      Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kepribadian bersumber pada dua hal:
a.       Pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dengan demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjut cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.
b.      Penyebaran penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata, sebaran penduduk yang seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan prasarana dan sarana pendidikan.

3.      Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat. Aspirasi terhadap pekerjaan semuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan tidaklah berarti bahwa aspirasi tetap dibangkitkan dan ditingkatkan utamanya pada masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan.

4.      Keterbelakangan Budaya dan Saran Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Keterbelakangan itu terjadi karena:
·      Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil).
·      Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhwatirkan akan merusak sendi masyarakat.
·      Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis, menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
·      Masyarakat daerah terpencil
·      Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
·      Masyarakat yang kurang terdidik
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang kebudayaannya tidak ikut berperan dalam pembangunan sebab mereka tidak mempengaruhi dorongan untuk maju.

2.5              Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya
1.      Permasalahan Aktual Pendidikan
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaannya. Masalah aktual tersebut antara lain:
a.    Masalah keutuhan pencapaian sasaran
Masalah keutuhan pencapaian sasaran pendidikan berhubungan dengan  sistem pendidikan.  Banyak hambatan yang  harus dihadapi dalam pencapaian sasaran pendidikan, diantaranya:
1)                 Beban kurikulum sudah terlalu sarat.
2)                 Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang  keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
3)                 Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik.
4)                 Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil juga membutuhkan biaya. Di sinilah letak masalahnya jika sarana pendidikan yang utuh ingin dicapai.
b.    Masalah kurikulum
Saat ini sistem pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan kurikulum 1984 yang didesain sebagai penyempurnaan kurikulum 1975/76. Jika kurikulum 1975/76 berorientasi kepada produk pendidikan dan kurang membenahi proses pembelajaran, maka kurikulum 1984 lebih peduli terhadap kualitas proses pembelajaran. Untuk itu kurikulum 1984 memberi perhatian yang besar pada CBSA dan keterampilan proses, juga pelaksanaan ko dan ekstrakulikuler dengan memperhitungkan hasilnya sebagai bahan untuk nilai akhir. Konsep ini bagus secara teoritis, tetapi pelaksanaannya mengundang banyak masalah. Titik rawan yang bisa timbul antara lain bagaimana mempersiapkan para pelaksana dan pembina pendidikan di lapangan khususnya guru agar dapat berCBSA dan melaksanakan keterampilan proses dalam pembelajaran. Ini bukan persoalan yang mudah, karena merupakan soal perubahan sikap dan keterampilan dalam pembelajaran. Pembenahannya memerlukan penataran, penyuluhan, bimbingan secara kontinu dari para pembina pendidikan serta tenaga ahli dan kesemuanya itu berarti beban biaya.
Konsep kurikulum 1984 juga memiliki kelebihan karena adanya keluwesan-keluwesan antara lain :
-            Adanya program inti yang sifatnya nasional.
-            Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal).
-            Disediakannya program belajar  untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki lapangan kerja.
Sekalipun demikian tetap disadari bahwa pelaksanaan kurikulum ini tidak mudah dan cukup rumit. Kerumitan-kerumitan itu antara lain, meliputi:
-                        Pemilihan materi muatan lokal yang tepat
-                        Penyusunan program (disajikan secara monolitik atau integratif) juga menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dari dalam dan dari luar lingkungan sekolah
-                        Koordinasi pelaksanaan
-                        Penyediaan sarana, fasilitas dan biaya
c.       Masalah peranan guru
 Dewasa ini berkat perkembangan iptek yang demikian pesat bahkan merevolusi, sejak abad 19. Guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktur), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (koomunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator) dan memberikan dorongan belajar (stimulator). Dalam hubungan dengan multi peran guru seperti dikemukakan di atas, maka masalah yang timbul ialah bagaimana guru dapat melakukan multi peran seperti itu.
d.  Masalah pendidikan 9 tahun
Dalam pelaksanaannya pendidikan dasar 9 tahun, lebih pada tahap awal sudah pasti banyak hambatannya. Hambatan-hambatan tersebut ialah:
1)                 Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No. 28 tahun1989 masih harus dicarikan titik temunya dengan PP No. 65 tahun1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar.
2)                 Kurikulum yang belum siap.
3)                 Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan melalui bimbingan-bimbingan penyuluhan, penataran dan lain-lain.
4)                 Hambatan lain berasal dari sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua / kalangan yang kurang mampu, mereka mungkin cenderung untuk tidak menyekolahkan anaknya karena harus membiayai anaknya lebih lama.

2.      Upaya Penanggulan Permasalahan Pendidikan
a.    Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara inkidental.
b.    Pelaksanaan KO dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir perlu dikaitkan dengan pemberian insentif oleh guru.
c.    Pemilihan siswa kelas atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan tertuju kepada masyarakat merupakan hal yang prinsip, karena pada dasarnya tidak semua siswa secara personal mampu belajar di perguruan tinggi.
d.   Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus. Oleh karena itu, tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.



BAB III
PENUTUP
3.1      Kesimpulan
               Dari makalah ini penulis mengambil kesimpulan bahwa:
·           Permasalahan pokok pendidikan meliputi masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan.
·           Pemecahan masalah pemerataan pendidikan dilakukan dengan dua cara, yaitu  cara konvensial dan cara inovatif.
·           Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan terdiri dari 2 masalah yaitu masalah makro dan masalah mikro.
·           Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
·           Pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu.

3.2      Saran                                                      
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan terutama dari dosen. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.



DAFTAR PUSTAKA
Umaedi, dkk. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tirtaraharja, Umar dan S. L. La Sulo. Tanpa tahun. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.geogle.com/masalah pendidikan di Indonesia dan pemecahannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar