Sabtu, 17 Desember 2016

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAJIAN PUISI





TUGAS VI
LATIHAN MODUL 6
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAJIAN PUISI

Mata Kuliah              : Kajian Puisi
Dosen Pengampu      : Dr. Sudaryono, M.Pd

Disusun oleh:
Nama                : Herti Gustina
NIM                 : A1B112005
Semester/Kelas : III/A



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


Umpan Balik dan Tindak lanjut
Sebagai umpan balik dan tindak lanjut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1)   Jelaskan mengapa Anda sebagai mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan profesional dalam kajian puisi!
Jawaban:
Karena dalam dua dasawarsa belakangan ini ilmu sastra internasional berkembang sangat cepat ke arah yang menjadikan ilmu ini sangat penting sehingga selain para peneliti sastra Indonesia, kita sebagai mahasiswa juga perlu mengembangkan kemampuan profesional dalam kajian puisi. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa bila kajian puisi Indonesia tidak melakukan kegiatan penelitian yang lebih intensif, maka Indonesia akan tertinggal baik dari segi teori sastra maupun dari segi teori kajian puisi.
Tugas peneliti tidak hanya mengemban tugas ilmiah, tetapi juga ikut dalam usaha menyebarluaskan, membantu dalam masalah seleksi, menyunting teks, menafsirkannya, dan menjelaskan latar belakang sosial budaya dan sejarah perkembangannya. Tugas itu menjadi semakin berat dan besar bila disadari bahwa khazanah sastra Indonesia yang perlu diteliti dan dianggap sangat banyak dan beragam.
Perkembangan sastra Indonesia dewasa ini demikian luas dan pesatnya dan dengan bentuk yang beragam, baik tentang sastra Indonesia maupun yang menyangkut sastra daerah semuanya perlu diteliti, dikembangkan dan disebarluaskan. Hal ini perlu bila kita berkeinginan agar sastra nusantara berkembang pesat sehingga mampu menjalankan perannya untuk memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual masyarakat pemiliknya dan sekaligus mengharapkan agar sastra nusantara diakui secara internasional dan menjadi warga sastra dunia.

(2)   Jelaskan mengapa Anda perlu memiliki sikap ilmiah dalam kajian puisi?
Jawaban:
Karena sikap ilmiah dalam kajian puisi menjurus kepada pengembangan ilmu pengetahuan. Sikap ilmiah tersebut di antaranya: kejujuran, kesediaan mengakui kesalahan, mengutamakan kebenaran di atas harga diri, dan mencari ilmu dengan niat untuk meningkatkan derajat hidup manusia. Apabila seorang peneliti tidak memiliki sikap ilmiah maka akan muncul sikap yang dapat membahayakan atau manghancurkan sikap ilmiah. Sikap tersebut patut dihindari yaitu:
a.       Membuat generalisasi secara gegabah disebabkan data yang kurang lengkap serta yang tidak memperhatikan relasi satu masalah dengan masalah lain;
b.      Adanya abstraksi intelektual yang ekstrim sehingga terjadi pendangkalan ilmu; dan
c.       Adanya penafsiran atau pengambilan keputusan yang keliru disebabkan adanya cara berpikir yang sempit dan terisolasi, tanpa bisa merangkaikan hubungan kausalitas fakta-fakta yang dihadapi.
Kelemahan-kelemahan itu harus dihindari oleh mereka yang mau terjun ke dalam kancah penelitian ilmiah. Walaupun memang harus diakui bahwa setiap peneliti harus menghadapi kesulitan dalam menghindari pengaruh lingkungan dan sulit pula mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan manusiawi seperti kurang sabar, tidak rasional, kurang kontrol diri pribadi, serta adanya kecenderungan untuk mengenyampingkan hal-hal rumit atau adanya sntusiasme yang berlebihan. Untuk mengurangi kelemhan itu diperlukan adanya kesediaan secara terus-menerus melakukan intropeksi dan adanya kemauan keras untuk memperbaiki diri.

(3)   Jelaskan beberapa hal penting berkaitan dengan metode kerja ilmiah!
Jawaban:
Beberapa hal penting berkaitan dengan metode kerja ilmiah menurut Nazir (1985: 43-50) adalah sebagai berikut:
a.       Berdasarkan fakta, artinya segala sesuatu yang ingin diperoleh dalam penelitian haruslah berdasarkan atau berupa fakta nyata. Jangan penemuan atau pembuktian didasarkan pada khayalan atau imajinasi.
b.      Bebas dari prasangka (bias), artinya segala sesuatu yang dihadapi tidak dinilai secara subjektif, tetapi diperlakukan secara objektif dengan alasan dan bukti-bukti yang lengkap.
c.       Menggunakan prinsip analisis, artinya dalam memberikan arti dan interpretasi terhadap fenomena yang kompleks harus dianalisis dengan mencari sebab-akibat yang logis dan dengan uraian yang tajam.
d.      Menggunakan hipotesis, artinya penelitian yang dilakukan dituntun oleh proses berpikir dengan menggunakan hipotesis untuk mengklarifikasikan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga sasaran mudah tercapai dengan tepat. Dalam hal ini, hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
e.       Menggunakan ukuran objektif, artinya di dalam melakukan analisis harus dengan ukuran yang objektif dan dengan pertimbangan yang masuk akal.
f.       Menggunakan teknik kuantifikasi, artinya sejauh mungkin digunakan pengukuran kuantitatif, kecuali untuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar