TUGAS VI
LATIHAN MODUL 6
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAJIAN PUISI
Mata Kuliah :
Kajian Puisi
Dosen Pengampu :
Dr. Sudaryono, M.Pd
Disusun
oleh:
Nama :
Herti Gustina
NIM :
A1B112005
Semester/Kelas :
III/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
Umpan Balik dan Tindak lanjut
Sebagai
umpan balik dan tindak lanjut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1)
Jelaskan mengapa Anda sebagai
mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan profesional dalam kajian puisi!
Jawaban:
Karena dalam
dua dasawarsa belakangan ini ilmu sastra internasional berkembang sangat cepat
ke arah yang menjadikan ilmu ini sangat penting sehingga selain para peneliti
sastra Indonesia, kita sebagai mahasiswa juga perlu mengembangkan kemampuan
profesional dalam kajian puisi. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa bila kajian
puisi Indonesia tidak melakukan kegiatan penelitian yang lebih intensif, maka
Indonesia akan tertinggal baik dari segi teori sastra maupun dari segi teori
kajian puisi.
Tugas
peneliti tidak hanya mengemban tugas ilmiah, tetapi juga ikut dalam usaha
menyebarluaskan, membantu dalam masalah seleksi, menyunting teks,
menafsirkannya, dan menjelaskan latar belakang sosial budaya dan sejarah
perkembangannya. Tugas itu menjadi semakin berat dan besar bila disadari bahwa khazanah
sastra Indonesia yang perlu diteliti dan dianggap sangat banyak dan beragam.
Perkembangan
sastra Indonesia dewasa ini demikian luas dan pesatnya dan dengan bentuk yang
beragam, baik tentang sastra Indonesia maupun yang menyangkut sastra daerah
semuanya perlu diteliti, dikembangkan dan disebarluaskan. Hal ini perlu bila
kita berkeinginan agar sastra nusantara berkembang pesat sehingga mampu
menjalankan perannya untuk memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual
masyarakat pemiliknya dan sekaligus mengharapkan agar sastra nusantara diakui
secara internasional dan menjadi warga sastra dunia.
(2)
Jelaskan mengapa Anda perlu memiliki
sikap ilmiah dalam kajian puisi?
Jawaban:
Karena sikap
ilmiah dalam kajian puisi menjurus kepada pengembangan ilmu pengetahuan. Sikap
ilmiah tersebut di antaranya: kejujuran, kesediaan mengakui kesalahan,
mengutamakan kebenaran di atas harga diri, dan mencari ilmu dengan niat untuk
meningkatkan derajat hidup manusia. Apabila seorang peneliti tidak memiliki
sikap ilmiah maka akan muncul sikap yang dapat membahayakan atau manghancurkan
sikap ilmiah. Sikap tersebut patut dihindari yaitu:
a.
Membuat generalisasi secara gegabah
disebabkan data yang kurang lengkap serta yang tidak memperhatikan relasi satu
masalah dengan masalah lain;
b.
Adanya abstraksi intelektual yang
ekstrim sehingga terjadi pendangkalan ilmu; dan
c.
Adanya penafsiran atau pengambilan
keputusan yang keliru disebabkan adanya cara berpikir yang sempit dan
terisolasi, tanpa bisa merangkaikan hubungan kausalitas fakta-fakta yang
dihadapi.
Kelemahan-kelemahan itu harus dihindari oleh mereka
yang mau terjun ke dalam kancah penelitian ilmiah. Walaupun memang harus diakui
bahwa setiap peneliti harus menghadapi kesulitan dalam menghindari pengaruh
lingkungan dan sulit pula mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan
manusiawi seperti kurang sabar, tidak rasional, kurang kontrol diri pribadi,
serta adanya kecenderungan untuk mengenyampingkan hal-hal rumit atau adanya
sntusiasme yang berlebihan. Untuk mengurangi kelemhan itu diperlukan adanya
kesediaan secara terus-menerus melakukan intropeksi dan adanya kemauan keras
untuk memperbaiki diri.
(3)
Jelaskan beberapa hal penting
berkaitan dengan metode kerja ilmiah!
Jawaban:
Beberapa hal
penting berkaitan dengan metode kerja ilmiah menurut Nazir (1985: 43-50) adalah
sebagai berikut:
a.
Berdasarkan fakta, artinya segala
sesuatu yang ingin diperoleh dalam penelitian haruslah berdasarkan atau berupa
fakta nyata. Jangan penemuan atau pembuktian didasarkan pada khayalan atau
imajinasi.
b.
Bebas dari prasangka (bias), artinya
segala sesuatu yang dihadapi tidak dinilai secara subjektif, tetapi
diperlakukan secara objektif dengan alasan dan bukti-bukti yang lengkap.
c.
Menggunakan prinsip analisis,
artinya dalam memberikan arti dan interpretasi terhadap fenomena yang kompleks
harus dianalisis dengan mencari sebab-akibat yang logis dan dengan uraian yang
tajam.
d.
Menggunakan hipotesis, artinya
penelitian yang dilakukan dituntun oleh proses berpikir dengan menggunakan
hipotesis untuk mengklarifikasikan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah
tujuan yang ingin dicapai sehingga sasaran mudah tercapai dengan tepat. Dalam
hal ini, hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran
peneliti.
e.
Menggunakan ukuran objektif, artinya
di dalam melakukan analisis harus dengan ukuran yang objektif dan dengan
pertimbangan yang masuk akal.
f.
Menggunakan teknik kuantifikasi,
artinya sejauh mungkin digunakan pengukuran kuantitatif, kecuali untuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar