TUGAS II
LATIHAN MODUL 2
METODE DAN TEKNIK DALAM KAJIAN PUISI
Mata Kuliah :
Kajian Puisi
Dosen Pengampu :
Dr. Sudaryono, M.Pd
Disusun
oleh:
Nama :
Herti Gustina
NIM :
A1B112005
Semester/Kelas :
III/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
Latihan
Agar
pemahaman Anda semakin baik mengenai metode dan teknik dalam kajian puisi,
kerjakanlah latihan berikut, diskusikan dalam kelompok. Salah satu dari anggota
kelompoknya kemudian membacakannya untuk didiskusikan secara klasikal.
(1) Kemukakanlah
perbedaan antara metode, teknik, dan pendekatan dalam kajian puisi!
Jawaban:
-
Metode : Cara-cara, strategi untuk memahami
realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab-akibat
berikutnya.
-
Teknik : Langkah-langkah sistematis untuk
memecahkan rangkaian sebab akibat dengan menggunakan alat. Teknik berhubungan
dengan data primer.
-
Pendekatan : Dalam memecahkan rangkaian sebab-akibat
memiliki abstraksi yang lebih tinggi baik dengan metode maupun teori. Dalam
sebuah pendekatan dimungkinkan untuk mengoperasikan sejumlah teori dan metode.
Dalam hubungan ini pendekatan disejajarkan dengan bidang ilmu tertentu, seperti
pendekatan sosiologi sastra, psikologi sastra, biografi sastra, antropologi
sastra, mitopoik, instrinsik, ekstrinsik dan termasuk juga pendekatan oleh
Abrams, yaitu objektif, ekspresif, mimetik dan pragmatik.
(2) Jelaskan
secara ringkas bagaimana pemahaman Anda tentang: metode intuitif, metode
hermeneutika, metode kualitatif, metode analisis isi, metode formal, metode
dialektika, dan metode deskriptif analisis!
Jawaban:
-
Metode intuitif
Metode
intuitif merupakan kemampuan dasar manusia dalam upaya memahami unsur-unsur
kebudayaan. Kebudayaan berasal dari hasil pikiran dan perasaan manusia, maka
dari itu untuk memahami kebudayaan manusia menggunakan pikiran dan perasaannya,
yaitu dengan intuisi, penafsiran unsur-unsur, sebab akibat dan seterusnya.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka setiap komponen
diperbaharui sesuai dengan objek yang dipahami. Ciri-ciri yang mendasari metode
intuitif adalah pemahaman terhadap gejala-gejala kultural dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara individu dengan alam semesta.
-
Metode
hermeneutik
Secara
etimologis hermeneutik berasal dari kata hermeneuein,
bahasa Yunani, yang berarti ‘menafsirkan’ atau ‘menginterpretasikan’. Dalam
sastra dan filsafat, hermeneutika disejajarkan dengan interpretasi, pemahaman, verstehen, dan retroaktif. Dalam
ilmu-ilmu sosial disebut metode kualitatif, analisis isi, studi kasus,
etnografi, dan fenomenologi. Hermeneutika merupakan metode ilmiah yang paling
tua yang semulanya berfungsi untuk menafsirkan kitab suci. Secara mitologis,
hermeneutika dikaitkan dengan Hermes,
nama Dewa Yunani yang menyampaikan pesan Illahi kepada manusia. Pada dasarnya
medium pesan adalah bahasa, jadi penafsiran disampaikan lewat bahasa. Karya
sastra perlu untuk ditafsirkan sebab di dalam karya sastra terdapat bahasa dan
di dalam bahasa terdapat banyak makna yang tersembunyi atau sengaja
disembunyikan. Fungsi utama hermeneutika adalah sebagai metode memahami agama.
Karya sastra merupakan karya tulis yang paling dekat dengan agama sehingga
metode ini juga dapat dipergunakan untuk memahami karya sastra.
-
Metode
kualitatif
Metode
kulaitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya
dengan konteks keberadaannya sehingga disebut juga dengan multimetode sebab
penelitiannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Objek
kajian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif, melainkan makna-makna
yang terkandung di balik tindakan yang menimbulkan gejala sosial. Penelitian kualitatif
mempertahankan hakikat nilai-nilai. Dalam ilmu sosial sumber datanya adalah
masyarakat, data penelitiannya adalah tindakan-tindakan, sedangkan dalam ilmu
sastra sumber datanya adalah karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data
formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Ciri-ciri metode kualitatif yaitu
sebagai berikut:
a. Memberikan
perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu
sebagai studi kultural.
b. Lebih
mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu
berubah.
c. Tidak
ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti
sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung di antaranya.
d. Desain
dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka.
e. Penelitian
bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing.
-
Metode analisis
isi
Metode
analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi, baik secara verbal, dalam
bentuk bahasa, maupun nonverbal. Isi yang dimaksudkan dalam karya sastra adalah
pesan-pesan yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra. Isi dalam
metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi.
Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah atau isi
sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah
pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi atau isi
sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen. Objek formal metode
analisis isi adalah isi komunikasi. Analisis terhadap isi laten akan
menghasilkan arti, sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan menghasilkan
makna. Dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran yang memberikan
perhatian pada isi pesan.
-
Metode formal
Secara
etimologis formal berasal dari kata forma
(Latin), berarti ‘bentuk’, ‘wujud’. Metode formal adalah analisis yang
mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur
karya sastra. Dalam ilmu bahasa, metode formal adalah cara-cara penyajian
dengan memanfaatkan tanda dan lambang. Tujuan metode formal adalah studi ilmiah
mengenai sastra dengan memperhatikan sifat-sifat teks yang dianggap artistik.
Ciri-ciri utama metode formal adalah analisis terhadap unsur-unsur karya
sastra, bagaimana hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan totalitasnya.
Metode formal sama dengan metode unsur atau metode struktural yang kemudian
menjadi teori strukturalisme. Metode formal memandang bahwa keseluruhan
aktivitas kultural memiliki dan terdiri atas unsur-unsur.
-
Metode
dialektika
Secara
etimologis dialektika berasal dari kata dialectica
(Latin) yang berarti cara membahas. Mekanisme kerja metode dialektika terdiri
atas tesis, antitesis, dan sintesis. Prinsip-prinsip dialektika yaitu
penelusuran unsur ke dalam totalitas atau sebaliknya, bersifat kontinuitas
operasionalisasi tidak terhenti pada level tertulis, tetapi diteruskan pada
jaringan kategori sosial yang justru merupakan maknanya secara lengkap, dan
kontradiksi dianggap sebagai energi pemahaman objek. Secara teoritis setiap
fakta sastra dapat dianggap sebagai tesis kemudian diadakan negasi. Dengan
adanya pengingkaran, maka tesis dan antitesis seolah-olah hilang atau berubah
menjadi kualitas fakta yang lebih tinggi, yaitu sintesis. Sintesis kemudian
menjadi tesis kembali, demikian seterusnya sehingga proses pemahaman terjadi
secara terus-menerus.
-
Metode
deskriptif analisis
Secara etimologi
deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Metode deskriptif analitik
dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan
analisis. Analisis dapat pula diberikan
arti tambahan, tidak hanya menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan
penjelasan secukupnya. Metode deskriptif analitik dapat juga digabungkan dengan
metode formal. Mula-mula data dideskripsikan untuk menemukan unsur-unsurnya,
kemudian dianalisis dan diperbandingkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar