Sabtu, 17 Desember 2016

METODE DAN TEKNIK DALAM KAJIAN PUISI





TUGAS II
LATIHAN MODUL 2
METODE DAN TEKNIK DALAM KAJIAN PUISI

Mata Kuliah                : Kajian Puisi
Dosen Pengampu        : Dr. Sudaryono, M.Pd

Disusun oleh:
Nama                : Herti Gustina
NIM                 : A1B112005
Semester/Kelas : III/A


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


Latihan
Agar pemahaman Anda semakin baik mengenai metode dan teknik dalam kajian puisi, kerjakanlah latihan berikut, diskusikan dalam kelompok. Salah satu dari anggota kelompoknya kemudian membacakannya untuk didiskusikan secara klasikal.
(1)   Kemukakanlah perbedaan antara metode, teknik, dan pendekatan dalam kajian puisi!
Jawaban:
-       Metode           : Cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab-akibat berikutnya.
-       Teknik             : Langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat dengan menggunakan alat. Teknik berhubungan dengan data primer.
-       Pendekatan     : Dalam memecahkan rangkaian sebab-akibat memiliki abstraksi yang lebih tinggi baik dengan metode maupun teori. Dalam sebuah pendekatan dimungkinkan untuk mengoperasikan sejumlah teori dan metode. Dalam hubungan ini pendekatan disejajarkan dengan bidang ilmu tertentu, seperti pendekatan sosiologi sastra, psikologi sastra, biografi sastra, antropologi sastra, mitopoik, instrinsik, ekstrinsik dan termasuk juga pendekatan oleh Abrams, yaitu objektif, ekspresif, mimetik dan pragmatik.

(2)   Jelaskan secara ringkas bagaimana pemahaman Anda tentang: metode intuitif, metode hermeneutika, metode kualitatif, metode analisis isi, metode formal, metode dialektika, dan metode deskriptif analisis!
Jawaban:
-          Metode intuitif
Metode intuitif merupakan kemampuan dasar manusia dalam upaya memahami unsur-unsur kebudayaan. Kebudayaan berasal dari hasil pikiran dan perasaan manusia, maka dari itu untuk memahami kebudayaan manusia menggunakan pikiran dan perasaannya, yaitu dengan intuisi, penafsiran unsur-unsur, sebab akibat dan seterusnya. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka setiap komponen diperbaharui sesuai dengan objek yang dipahami. Ciri-ciri yang mendasari metode intuitif adalah pemahaman terhadap gejala-gejala kultural dengan mempertimbangkan keseimbangan antara individu dengan alam semesta.
-          Metode hermeneutik
Secara etimologis hermeneutik berasal dari kata hermeneuein, bahasa Yunani, yang berarti ‘menafsirkan’ atau ‘menginterpretasikan’. Dalam sastra dan filsafat, hermeneutika disejajarkan dengan interpretasi, pemahaman, verstehen, dan retroaktif. Dalam ilmu-ilmu sosial disebut metode kualitatif, analisis isi, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi. Hermeneutika merupakan metode ilmiah yang paling tua yang semulanya berfungsi untuk menafsirkan kitab suci. Secara mitologis, hermeneutika dikaitkan dengan Hermes, nama Dewa Yunani yang menyampaikan pesan Illahi kepada manusia. Pada dasarnya medium pesan adalah bahasa, jadi penafsiran disampaikan lewat bahasa. Karya sastra perlu untuk ditafsirkan sebab di dalam karya sastra terdapat bahasa dan di dalam bahasa terdapat banyak makna yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Fungsi utama hermeneutika adalah sebagai metode memahami agama. Karya sastra merupakan karya tulis yang paling dekat dengan agama sehingga metode ini juga dapat dipergunakan untuk memahami karya sastra.
-          Metode kualitatif
Metode kulaitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya sehingga disebut juga dengan multimetode sebab penelitiannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Objek kajian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif, melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan yang menimbulkan gejala sosial. Penelitian kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai. Dalam ilmu sosial sumber datanya adalah masyarakat, data penelitiannya adalah tindakan-tindakan, sedangkan dalam ilmu sastra sumber datanya adalah karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Ciri-ciri metode kualitatif yaitu sebagai berikut:
a.       Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi kultural.
b.      Lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu berubah.
c.       Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung di antaranya.
d.      Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka.
e.       Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing.
-          Metode analisis isi
Metode analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi, baik secara verbal, dalam bentuk bahasa, maupun nonverbal. Isi yang dimaksudkan dalam karya sastra adalah pesan-pesan yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah atau isi sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi atau isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen. Objek formal metode analisis isi adalah isi komunikasi. Analisis terhadap isi laten akan menghasilkan arti, sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan menghasilkan makna. Dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran yang memberikan perhatian pada isi pesan.
-          Metode formal
Secara etimologis formal berasal dari kata forma (Latin), berarti ‘bentuk’, ‘wujud’. Metode formal adalah analisis yang mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur karya sastra. Dalam ilmu bahasa, metode formal adalah cara-cara penyajian dengan memanfaatkan tanda dan lambang. Tujuan metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra dengan memperhatikan sifat-sifat teks yang dianggap artistik. Ciri-ciri utama metode formal adalah analisis terhadap unsur-unsur karya sastra, bagaimana hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan totalitasnya. Metode formal sama dengan metode unsur atau metode struktural yang kemudian menjadi teori strukturalisme. Metode formal memandang bahwa keseluruhan aktivitas kultural memiliki dan terdiri atas unsur-unsur.
-          Metode dialektika
Secara etimologis dialektika berasal dari kata dialectica (Latin) yang berarti cara membahas. Mekanisme kerja metode dialektika terdiri atas tesis, antitesis, dan sintesis. Prinsip-prinsip dialektika yaitu penelusuran unsur ke dalam totalitas atau sebaliknya, bersifat kontinuitas operasionalisasi tidak terhenti pada level tertulis, tetapi diteruskan pada jaringan kategori sosial yang justru merupakan maknanya secara lengkap, dan kontradiksi dianggap sebagai energi pemahaman objek. Secara teoritis setiap fakta sastra dapat dianggap sebagai tesis kemudian diadakan negasi. Dengan adanya pengingkaran, maka tesis dan antitesis seolah-olah hilang atau berubah menjadi kualitas fakta yang lebih tinggi, yaitu sintesis. Sintesis kemudian menjadi tesis kembali, demikian seterusnya sehingga proses pemahaman terjadi secara terus-menerus.
-          Metode deskriptif analisis
Secara etimologi deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.  Analisis dapat pula diberikan arti tambahan, tidak hanya menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Metode deskriptif analitik dapat juga digabungkan dengan metode formal. Mula-mula data dideskripsikan untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis dan diperbandingkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar