TUGAS
RESUME ALIRAN TRADISIONAL
ZAMAN PERTENGAHAN DAN RENAISSANS
Tugas Mata Kuliah Mazhab Linguistik
Dosen
Pengampu: Drs. Akhyarudin, M.Hum
Oleh:
Kelompok
2
1. Ahillah A1B112059
2. Imadona A1B112007
3. Herti
Gustina A1B112005
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
JULI,
2013
ALIRAN LINGUISTIK TRADISIONAL ZAMAN
PERTENGAHAN DAN ZAMAN RENAISANS
A.
Zaman
Pertengahan
Studi
bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh
filsuf skolatik dan bahasa Latin menjadi lingua
franca karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi dan bahasa
ilmu pengetahuan.
Kaum
Modistae ini membicarakan pertentangan antara fisis dan nomos dan pertentangan
antara analogi dan anomali. Mereka menerima konsep analogi karena bahasa itu
bersifat reguler dan universal. Mereka memperhatikan juga semantik sebagai
dasar penyebutan definisi bentuk bahasa, mencari sumber makna sehingga
berkembanglah bidang etimologi.
Tata
bahasa spekulativa merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin
ke dalam filsafat skolastik, dimana kata tidak secara langsung mewakili alam
dari benda yang ditunjuk, melainkan kata hanya mewakili hal adanya benda itu
dalam pelbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
Petrus
Hispanus berperan dalam bidang linguistik yaitu:
1. Dia
memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa dan membedakan antara
signifikan utama dan konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada bentuk akar
dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
2. Dia
membedakan nomen atas nomen subtantivum dan
nomen adjectivum.
3. Dia
membedakan partes orationes atas caterematik dan sintategorematik. Caterematik
adalah semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau prediket. Sedangkan
sintatogorematik adalah semua bentuk tutur lainnya.
B.
Zaman
Renaisans
Zaman
Renaisans dianggap sebagai zaman pembuka abad pemikiran modern. Bahasa Ibrani
diketahui dan dipelajari karena kedudukannya sebagai bahasa perjanjian lama dan
kitab perjanjian baru. Dalam buku Reuchlin mempelajari tentang penggolongan
kata, dimana bahasa Ibrani digolongkan atas nomen, verbum, dan partikel.
Linguistik
Arab berkembang pesat karena kedudukannya sebagai bahasa Al-Qur’an. Ada dua
aliran linguistik Arab, yaitu aliran Basra yang mendapat pengaruh konsep
analogi dan aliran Kufah yang mendapat pengaruh konsep anomali.
Puncak
dari studi bahasa Arab yaitu setelah
terbitnya buku tata bahasa Arab Al-Kitab atau Al Ayn karya Sibawaihi dari
kelompok Basra.dalam kitabnya tersebut, Sibawaihi membagi kata atas tiga kelas,
yaitu ismun (nomen), fi’lun (verbum), dan harfun (partikel). Sibawaihi membuat
deskripsi fonetik secara sistematik
artikulasi, yaitu deskripsi bunyi yang dimulai dari belakang, dari bunyi
glotal stop ayn. Itulah sebabnya buku tata bahasa ini disebut al-ayn.
Bahasa-bahasa Eropa pada zaman Renaisans
lebih memperhatikan pada studi mengenai
bahasa Roman atau Neo-Latin. Adanya hubungan antara bahasa Roman dengan bahasa
Latin menyebabkan timbulnya studi bahasa secara diakronik.
Bahasa-bahasa di
luar Eropa mendapat perhatian dalam studi bahasa karena kegiatan misionaris ke
luar negeri yang jauh dari Eropa yang harus melibatkan mereka dengan bahasa-bahasa
tersebut. Kegiatan keagamaan dan kegiatan lain menyadarkan pula perlunya sebuah
bahasa yang dapat dipakai sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antar
bangsa. Seperti bahasa Melayu sebagai lingua franca di wilayah Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar