Sabtu, 17 Desember 2016

RESUME MATERI ALIRAN TRADISIONAL ZAMAN PERTENGAHAN DAN RENAISSANS



TUGAS
RESUME ALIRAN TRADISIONAL
ZAMAN PERTENGAHAN DAN RENAISSANS
Tugas Mata Kuliah Mazhab Linguistik

Dosen Pengampu: Drs. Akhyarudin, M.Hum

Oleh:
Kelompok 2
1.    Ahillah                 A1B112059
2.    Imadona              A1B112007
3.    Herti Gustina      A1B112005


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2013


ALIRAN LINGUISTIK TRADISIONAL ZAMAN PERTENGAHAN DAN ZAMAN RENAISANS
A.    Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh filsuf skolatik dan bahasa Latin menjadi lingua franca karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi dan bahasa ilmu pengetahuan.
Kaum Modistae ini membicarakan pertentangan antara fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali. Mereka menerima konsep analogi karena bahasa itu bersifat reguler dan universal. Mereka memperhatikan juga semantik sebagai dasar penyebutan definisi bentuk bahasa, mencari sumber makna sehingga berkembanglah bidang etimologi.
Tata bahasa spekulativa merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat skolastik, dimana kata tidak secara langsung mewakili alam dari benda yang ditunjuk, melainkan kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam pelbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
Petrus Hispanus berperan dalam bidang linguistik yaitu:
1.      Dia memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa dan membedakan antara signifikan utama dan konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada bentuk akar dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
2.      Dia membedakan nomen atas nomen subtantivum dan  nomen adjectivum.
3.      Dia membedakan partes orationes atas caterematik dan sintategorematik. Caterematik adalah semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau prediket. Sedangkan sintatogorematik adalah semua bentuk tutur lainnya.

B.     Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembuka abad pemikiran modern. Bahasa Ibrani diketahui dan dipelajari karena kedudukannya sebagai bahasa perjanjian lama dan kitab perjanjian baru. Dalam buku Reuchlin mempelajari tentang penggolongan kata, dimana bahasa Ibrani digolongkan atas nomen, verbum, dan partikel.
Linguistik Arab berkembang pesat karena kedudukannya sebagai bahasa Al-Qur’an. Ada dua aliran linguistik Arab, yaitu aliran Basra yang mendapat pengaruh konsep analogi dan aliran Kufah yang mendapat pengaruh konsep anomali.
Puncak dari studi bahasa Arab yaitu  setelah terbitnya buku tata bahasa Arab Al-Kitab atau Al Ayn karya Sibawaihi dari kelompok Basra.dalam kitabnya tersebut, Sibawaihi membagi kata atas tiga kelas, yaitu ismun (nomen), fi’lun (verbum), dan harfun (partikel). Sibawaihi membuat deskripsi fonetik secara sistematik  artikulasi, yaitu deskripsi bunyi yang dimulai dari belakang, dari bunyi glotal stop ayn. Itulah sebabnya buku tata bahasa ini disebut al-ayn. Bahasa-bahasa Eropa  pada zaman Renaisans lebih memperhatikan pada  studi mengenai bahasa Roman atau Neo-Latin. Adanya hubungan antara bahasa Roman dengan bahasa Latin menyebabkan timbulnya studi bahasa secara diakronik.
Bahasa-bahasa di luar Eropa mendapat perhatian dalam studi bahasa karena kegiatan misionaris ke luar negeri yang jauh dari Eropa yang harus melibatkan mereka dengan bahasa-bahasa tersebut. Kegiatan keagamaan dan kegiatan lain menyadarkan pula perlunya sebuah bahasa yang dapat dipakai sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antar bangsa. Seperti bahasa Melayu sebagai lingua franca di wilayah Asia Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar