MENGAMATI DAN MENILAI GAYA BICARA
SEORANG TEMAN
(Asep Suryadi)
Berbicara
merupakan suatu keahlian yang wajib untuk dilatih karena pada hakikatnya orang
yang berhasil dalam berbicara akan berhasil pula dalam segala hal. Dengan
berbicara seseorang akan memperoleh suatu informasi. Orang yang pandai
berbicara berarti orang yang berintelektual karena dapat dipastikan dia
mempunyai banyak informasi yang dia dapatkan dari berbicara.
Dalam
aktivitas berbicara, Asep dapat menyampaikan suatu gagasan dengan baik. Akantetapi tidak ada manusia yang
sempurna dibalik keberhasilan ada kekurangan yang selalu harus dipelajari dan
diperbaiki untuk menjadi lebih baik lagi. Asep sudah mulai dapat menguasai
rambu-rambu dalam berbicara, akantetapi ada beberapa hal yang masih harus
diperbaiki di antaranya sebagai berikut.
1. Menguasai
masalah yang dibicarakan
Misalkan di dalam diskusi, dia mampu merelevansikan
pembahasan dalam makalah dengan memberi contoh sederhana yang terdapat di dalam
masyarakat.
2. Mulai
berbicara kalau situasi telah mengizinkan
Di dalam diskusi dia akan mulai berbicara jika
situasi telah tenang, akantetapi dalam komunikasi sederhana dengan sesama teman
dia tidak memperhatikan rambu dalam poin ini. Dia akan berbicara jika ada yang
ingin ia katakan.
3. Pengarahan
yang tepat
Ia memulai pembicaraan dengan cukup baik atau
menggunakan salam, lalu kemudian membicarakan hal yang akan dibicarakan jika di
dalam forum diskusi yang dipimpin oleh seorang dosen pembimbing.
4. Berbicara
harus jelas dan tidak terlalu cepat
Dia mampu menyampaikan suatu gagasan dengan tenang
dan dengan suara yang jelas sehingga informasi yang ia sampaikan kepada
pendengar dapat dipahami dengan baik.
5. Pandangan
mata dan gerak-gerik yang membantu
Dalam menyampaikan suatu gagasan sesekali ia
menggunakan kenesik (gerak-gerik tubuh) untuk memperjelas maksud dari
gagasannya tersebut.
6. Berbicara
dengan sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan
Dalam poin ini,
Asep belum mampu menguasainya. Dia cenderung berbicara hanya menurut
pikirannya saja dan sulit untuk menerima pemikiran orang lain. Hal itu mungkin
dikarena faktor percaya diri yang cukup kuat sehingga tidak mudah untuk
menerima suatu gagasan dari orang lain jika gagasan tersebut tidak sesuai
dengan pemikirannya.
7. Dalam
komunikasi dua arah, mulailah berbicara kalau sudah dipersilakan
Dalam forum diskusi yang dalam pengawasan seorang
dosen pembimbing, dia akan berbicara jika moderator telah mengizinkan, akantetapi
di luar dari kegiatan tersebut, ia kadang akan berebut untuk berbicara sehingga
komunikasi tidak dapat berjalan dengan lancar.
8. Kenyaringan
suara
Salah satu kecakapan yang ia miliki dalam berbicara
yaitu suaranya yang jelas dan lantang sehingga pendengar dapat mendengar apa
yang ia bicarakan dengan baik dan jelas.
9. Mengusahakan
agar pendengar dapat melihat pembicara sepenuhnya
Dalam berbicara ia mengusahakan agar si pendengar
dapat melihatnya, jika diperlukan dia akan berdiri agar pendengar dapat
melihatnya sepenuhnya. Pendengar akan lebih terkesan jika ia dapat melihat si
pembicara sepenuhnya.
Selain
yang dalam rambu-rambu di atas, kelebihan Asep dalam berbicara yaitu ia dapat
menginformasikan suatu pesan dengan runtun dan pesan yang ia sampaikan
berintelek artinya sesuai dengan fakta yang terjadi. Dia juga mengetahui
informasi-informasi secara lebih luas dan informasi-informasi terbaru yang ia
dapatkan.
Keberhasilannya
dalam berbicara dikarena dia terlatih untuk berani berbicara sehingga mental
keberanian telah kuat pada dirinya. Dia berbicara dengan tegas dan penuh
semangat. Untuk dapat berbicara kita harus melatih keberanian kita untuk dapat
mengemukakkan suatu ide atau pikiran sehingga kita dapat berbicara dengan
runtun agar apa yang kita sampaikan dapat diterima oleh pendengar dengan baik.
MENGAMATI
DAN MENILAI GAYA BICARA SEORANG DOSEN
(Drs.
Agus Setyonegoro)
Cara
bicara Pak Agus terbilang sudah cukup sederhana. Beliau mengadopsi cara bicara
salah satu pembicara hebat Mario Teguh. Untuk dapat menjadi pembicara hebat,
kita harus dapat meniru gaya bicara pembicara yang hebat. Pembicara yang hebat
ialah pembicara yang mampu memukau pendengarnya dan membuat si pendengar
terhipnotis dengan apa yang kita bicarakan.
Dalam
berbicara, Pak Agus mampu memukau pendengarnya dengan materi-materi kuliah yang
beliau berikan. Materi yang diberikan tidak terfokus pada satu pembahasan saja.
Materi tersebut kemudian dikembangkan dan dihubungkan dengan sesuatu yang baru
dan menarik. Apa yang beliau bicarakan dapat diterima oleh pendengar karena
bahan pembicaraannya sesuai dengan fakta.
Selain
materi pembelajaran, beliau menyelingi dengan cerita-cerita inspirasi yang
dapat memotivasi kita menjadi lebih baik lagi. Cerita-cerita inspirasi yang
beliau ceritakan tersebut diilhami dari kisah nyata seorang tokoh hebat.
Terkadang beliau menceritakan kisah hidupnya sebagai pemompa semangat para
mahasiswanya. Namun walaupun demikian, cerita tersebut tidak mendominan pada
dirinya, artinya beliau memasukkan sedikit cerita hidupnya sebagai pemotivasi
dalam penyampaian materi kuliah. Beliau mampu mengajak pendengar untuk dapat
berpartisipasi dalam pembicaraannya dengan melakukan tanya jawab. Dari tanya
jawab tersebut beliau mengajak agar semua dapat berbicara. Dari berbicaralah
sumber ilmu didapat.
Hal
yang paling tidak boleh dilakukan oleh si pembicara adalah merendahkan harga
diri lawan bicaranya. Seorang pembicara harus mampu menghargai apa yang orang
lain bicarakan. Apabila seseorang yang berbicara direndahkan harga dirinya atau
menyalahkan apa yang ia katakan dengan kata-kata yang menyakitkan, maka hal itu
dapat menghentikan keberanian seseorang untuk berbicara. Pak Agus juga berhasil
dalam hal ini. Beliau membuat si lawan bicara menjadi lebih dihargai sehingga
keberanian seseorang untuk berbicara menjadi lebih terpompa. Beliau tidak
pernah menyalahkan apalagi mencaci pembicaraan dan pendapat orang lain. Beliau
sangat menghargai pendapat atau pembicaraan orang lain, walau mungkin apa yang
dibicarakan memang tidak menarik. Beliau malah memberikan suatu penghargaan
terhadap orang-orang yang mau dan berani untuk bicara. Cara seperti ini mampu
membuat seseorang berani berbicara dan mengemukakan pendapat.
Akantetapi
bahasa atau logat beliau dalam berbicara masih sangat kental dengan logat Jawa.
Beliau menemukan dan memikirkan materi yang akan disampaikan dengan merokok
sejenak sehingga si pendengar tidak menyadari bahwa beliau sedang berfikir.
Seperti kata guru matematika saya saat masih menduduki bangku SMA (Pak Edwar
Asno) yang merupakan seorang pecandu rokok, mengatakan bahwa “Rokok merupakan
sumber rumus saya. Saya dapat memperoleh rumus dari asap rokok yang saya
hembuskan”. Begitulah yang beliau katakan yang berarti beliau berfikir dengan
merokok.
Dalam
berbicara dibutuhkan keberanian dan kemauan untuk berbicara. Orang yang
berhasil dalam berbicara dapat dilihat dari banyaknya pendengar yang mau dan
terpukau dengan apa yang ia bicarakan serta bagaimana reaksi pendengar dalam
mendengarkan pembicaraannya. Pak Agus telah mempraktekkan rambu-rambu dalam
berbicara dengan sangat baik. Dan Pak Agus telah menjadi pembicara yang
berhasil dalam menyampaikan materi kuliah pada mahasiswa-mahasiswanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar