Sabtu, 17 Desember 2016

DEFINISI DAN CIRI-CIRI PUISI



TUGAS PUISI
DEFINISI DAN CIRI-CIRI PUISI



Disusun oleh                : Herti Gustina
NIM                             : A1B112005
Semester/Kelas            : II/A
Mata Kuliah                 : Puisi
Dosen                          : Dr. Sudaryono, M.Pd


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013

Pengertian Puisi
Sejauh ini pengertian puisi belum dapat dirumuskan, hanya saja bebeerapa ahli telah mencoba untuk memaparkan hala-hal yang menandai sebuah puisi. Menurut pendapat para ahli puisi ialah sebagai berikut:
·         Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
Kata yang terindah dalam susunan yang terindah maksudnya, dalam puisi disusun kata sedemikian rupa dengan pemilihan diksi sehingga kata-kata tersebut dapat memberi kenikmatan kepada pembacanya. Akantetapi hal ini bertentangan dengan pendapat Sanusi Pane yang mengatakan bahwa puisi bukanlah sekedar kata yang indah dan rumit, akantetapi puisi merupakan bahasa sukma yang dituangkan ke dalam  sebuah tulisan oleh penyairnya.
·         Carlyle berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Maksud dari pernyataan Carlyle tersebut yaitu puisi merupakan hasil buah pikir seorang penyair yang kata-katanya disusun berirama.
·         Wordworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau yang  diangankan.
Pernyataan perasaan yang imajinatif yaitu ungkapan perasaan seorang penyair yang dituangkan melalui imajinasi seorang penyair ke dalam sebuah tulisan berbentuk puisi.
·         Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Maksud dari pendapat Dunton tersebut ialah puisi merupakan hasil pemikiran dan perasaan penyair secara konkret dengan pemilihan dan penyusunan kata yang berirama sehingga menjadi sesuatu yang indah.
·         Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.
Rekaman detik-detik yang paling indah maksudnya puisi dapat dibuat saat emosi seseorang yang sedang berbahagia  direkam dan kemudian dituangkan ke dalam sebuah ungkapan berupa puisi.
·         Altenbernd (1970:2) mendefinisikan puisi sebagai pendramaan,pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum).
Hal ini berarti puisi menggambarkan kehidupan manusia secara nyata yang diungkapkan dalam sebuah kata yang berirama sehingga mengandung unsur estetis.
·         Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur baur.
Artinya sebuah puisi dapat diciptakan seorang penyair dalam emosi sedih, bahagia, kecewa dan lain sebagainya.
Shahnon Ahmad (1978:3) merumuskan pengertian puisi menurut beberapa orang ahli tersebut sebagai suatu unsur yang terdapat di dalam puisi berupa: Emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
Dari definisi-definisi puisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah suatu karangan yang di dalamnya terdapat permainan kata yang mengandung makna dan dibuat berdasarkan perasaan, pengalaman dan pikiran si penyair.

Ciri-Ciri Puisi
Ciri-ciri puisi berubah-ubah  sesuai dengan perkembangannya yang berlangsung begitu pesat sehingga ciri-ciri puisi tidak dapat dirumuskan secara up to date. Ciri-ciri tersebut dirangkum sebagai berikut.
1.      Berbentuk bait
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain disebut dengan tipografi atau tata wajah).
2.      Diksi bersifat kias
Si penyair mengarang sebuah puisi dengan menggunakan diksi yang bersifat kias. Dimana kata-kata yang digunakan indah dan mengandung makna dengan memperhatikan rima dan iramanya. Contohnya pada bait puisi Hampa “Lurus kaku pohonan. Sepi memagut”. Kata pohonan tersebut mengiaskan seseorang yang tak mampu berbuat apa-apa.
3.      Padat dan indah
Di dalam puisi digunakan kata yang singkat, tetapi penuh dengan makna. Seorang penyair tidak boros dalam penggunaan kata, akantetapi dalam kata tersebut mengandung makna yang luas dan bersifat indah.
4.      Penggunaan majas sangat dominan
Di dalam puisi biasanya disisipkan majas. Majas tersebut bisa berfungsi sebagai penghalus kata atau sebagai penegas suatu ungkapan sehingga puisi menjadi indah untuk dibacakan atau didengar oleh si penikmat sastra.
5.      Diksi yang di gunakan untuk mempertimbangkan adanya rima dan persajakan
Selain mengandung makna, diksi yang digunakan juga memperhatikan aspek rima dan persajakan seperti pada bait puisi 1943 “Malam kelam-membelam” atau pada bait “Menentang. Menyerang”. Bait tersebut kaya akan makna, indah dalam bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar