TUGAS PUISI
DEFINISI DAN CIRI-CIRI PUISI
Disusun oleh : Herti Gustina
NIM :
A1B112005
Semester/Kelas : II/A
Mata Kuliah : Puisi
Dosen : Dr. Sudaryono, M.Pd
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2013
Pengertian
Puisi
Sejauh ini pengertian puisi belum
dapat dirumuskan, hanya saja bebeerapa ahli telah mencoba untuk memaparkan
hala-hal yang menandai sebuah puisi. Menurut pendapat para ahli puisi ialah
sebagai berikut:
·
Samuel Taylor
Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan
terindah.
Kata yang terindah dalam susunan yang terindah
maksudnya, dalam puisi disusun kata sedemikian rupa dengan pemilihan diksi
sehingga kata-kata tersebut dapat memberi kenikmatan kepada pembacanya.
Akantetapi hal ini bertentangan dengan pendapat Sanusi Pane yang mengatakan
bahwa puisi bukanlah sekedar kata yang indah dan rumit, akantetapi puisi
merupakan bahasa sukma yang dituangkan ke dalam
sebuah tulisan oleh penyairnya.
·
Carlyle berkata,
puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Maksud dari pernyataan Carlyle tersebut yaitu puisi
merupakan hasil buah pikir seorang penyair yang kata-katanya disusun berirama.
·
Wordworth
mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu
perasaan yang direkakan atau yang
diangankan.
Pernyataan perasaan yang imajinatif yaitu ungkapan
perasaan seorang penyair yang dituangkan melalui imajinasi seorang penyair ke
dalam sebuah tulisan berbentuk puisi.
·
Dunton
berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Maksud dari pendapat Dunton tersebut ialah puisi
merupakan hasil pemikiran dan perasaan penyair secara konkret dengan pemilihan
dan penyusunan kata yang berirama sehingga menjadi sesuatu yang indah.
·
Shelley
mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam
hidup kita.
Rekaman detik-detik yang paling indah maksudnya
puisi dapat dibuat saat emosi seseorang yang sedang berbahagia direkam dan kemudian dituangkan ke dalam
sebuah ungkapan berupa puisi.
·
Altenbernd
(1970:2) mendefinisikan puisi sebagai pendramaan,pengalaman yang bersifat
penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum).
Hal ini berarti puisi menggambarkan kehidupan
manusia secara nyata yang diungkapkan dalam sebuah kata yang berirama sehingga
mengandung unsur estetis.
·
Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur
baur.
Artinya
sebuah puisi dapat diciptakan seorang penyair dalam emosi sedih, bahagia,
kecewa dan lain sebagainya.
Shahnon Ahmad (1978:3) merumuskan
pengertian puisi menurut beberapa orang ahli tersebut sebagai suatu unsur yang
terdapat di dalam puisi berupa: Emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama,
kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur-baur.
Dari definisi-definisi puisi di
atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah suatu karangan yang di dalamnya
terdapat permainan kata yang mengandung makna dan dibuat berdasarkan perasaan,
pengalaman dan pikiran si penyair.
Ciri-Ciri
Puisi
Ciri-ciri puisi berubah-ubah sesuai dengan perkembangannya yang
berlangsung begitu pesat sehingga ciri-ciri puisi tidak dapat dirumuskan secara
up to date. Ciri-ciri tersebut dirangkum sebagai berikut.
1. Berbentuk bait
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja
(melingkar, zigzag dan lain-lain disebut dengan tipografi atau tata wajah).
2. Diksi bersifat kias
Si penyair
mengarang sebuah puisi dengan menggunakan diksi yang bersifat kias. Dimana
kata-kata yang digunakan indah dan mengandung makna dengan memperhatikan rima
dan iramanya. Contohnya pada bait puisi Hampa “Lurus kaku pohonan. Sepi
memagut”. Kata pohonan tersebut mengiaskan seseorang yang tak mampu berbuat
apa-apa.
3. Padat dan indah
Di dalam
puisi digunakan kata yang singkat, tetapi penuh dengan makna. Seorang penyair
tidak boros dalam penggunaan kata, akantetapi dalam kata tersebut mengandung
makna yang luas dan bersifat indah.
4. Penggunaan majas sangat dominan
Di dalam puisi biasanya disisipkan majas. Majas
tersebut bisa berfungsi sebagai penghalus kata atau sebagai penegas suatu
ungkapan sehingga puisi menjadi indah untuk dibacakan atau didengar oleh si
penikmat sastra.
5. Diksi yang di gunakan untuk
mempertimbangkan adanya rima dan persajakan
Selain
mengandung makna, diksi yang digunakan juga memperhatikan aspek rima dan persajakan
seperti pada bait puisi 1943 “Malam kelam-membelam” atau pada bait “Menentang.
Menyerang”. Bait tersebut kaya akan makna, indah dalam bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar