HARU BIRU TANOH
SAKTAI
(T2. Herti
Gustina)
dalam dekapan
sunyi kabut menguntai kisah
kenangan menepi
di Danau Kerinci
ketika kuberkaca
di tepi telaga
wajah seolah
jauh merambah di dasar Danau Kerinci
Telun Berasap
mengasapi wajahku yang hendak padam
rindu seakan
menguak kalbu
merayap di atas
hamparan Kayu Aro
di batas sepiku
mantera-mantera
merenggutku kembali ke dekapan ibu
shalawat
bernyanyi di kiri kananku
menggelinding
seluruh tubuh dalam basah Aroma Peco
saat menapak
keluar di batas tanoh saktai
kapak seakan
mengiris segala ingatan
memeras keringat
yang dulunya pernah hinggap di tanah
menumbuhkan
sampah menjadi pelepah
menyemai duri
menjadi biji
saat Aurduri
menghampiri
resah gelisah
seakan mengguyur urat nadiku
mengulur haru
akan jati diri
hidup ataukah
mati
Kerinci, 12
Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar