CINTAKU JAUH DI PULAU
(Chairil
Anwar)
Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang
iseng sendiri
Perahu melancar, bulan
memancar
di leher kukalungkan
ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut
terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai
padanya
Di air yang tenang, di
angin mendayu
di perasaan penghabisan
segala melaju
Ajal bertakhta, sambil
berkata:
“Tujukan perahu ke
pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah
bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama
‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil
dulu
Sebelum sempat berpeluk
dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia
mati iseng sendiri.
BAYANGNYA
DI UJUNG TAPAL SENJA
(Tema
Harapan. Herti Gustina)
bayangnya di ujung
tapal senja
wajah ramah, kini
melamun menungguku
rindu menggebu, senja
kelabu
di pipiku terpampang
wajah sendu
senja menjingga, jalan
terbuka, tapi dia
bayangannya terlalu
jauh di sana
di keriput pipinya, di
mata yang berbinar sabar
di segala kerinduan
memapah beku
jarak mengelak, sambil
bergumam:
“kapan bayanganku ‘kan
sampai di tapal senja?”
oh, dia telah lama
merapal waktu!
bayangan perlahan telah
mulai luluh
sementara jarak telah
semakin jauh
namun kita masih belum
sempat berjabat
wajah itu masih di sana
aku menunggu, kebersamaan
kami pasti ‘kan abadi
Mendalo, 22 November
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar