Sabtu, 17 Desember 2016

BAYANGNYA DI UJUNG TAPAL SENJA



CINTAKU JAUH DI PULAU
(Chairil Anwar)

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.




BAYANGNYA DI UJUNG TAPAL SENJA
(Tema Harapan. Herti Gustina)

bayangnya di ujung tapal senja
wajah ramah, kini melamun menungguku

rindu menggebu, senja kelabu
di pipiku terpampang wajah sendu
senja menjingga, jalan terbuka, tapi dia
bayangannya terlalu jauh di sana

di keriput pipinya, di mata yang berbinar sabar
di segala kerinduan memapah beku
jarak mengelak, sambil bergumam:
“kapan bayanganku ‘kan sampai di tapal senja?”

oh, dia telah lama merapal waktu!
bayangan perlahan telah mulai luluh
sementara jarak telah semakin jauh
namun kita masih belum sempat berjabat

wajah itu masih di sana
aku menunggu, kebersamaan kami pasti ‘kan abadi

Mendalo, 22 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar