MAKALAH
MASALAH PERKEMBANGAN
ANAK SMA
Dosen pembimbing :
Fadzlul,S.Psi,M.Psi,Psi
Disusun oleh :
Kelompok 6
Anggota
1. Dani Somdani A1B112029
2. Herti Gustina A1B112005
3. Apriani All Sten
A1B112049
4. Fitri Lestari A1B112025
5. Aswi Muspikawati A1B112047
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat
menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah
pengembangan peserta didik ini.
Pada makalah ini kami
akan membahas mengenai permasalahan yang terdapat di dalam anak SMA , penyebab
masalah itu terjadi , serta penanggulangannya yang kami susun dari berbagai
sumber dan kami rangkum dalam makalah ini.
Tidak lupa kami ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun
yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berharap agar
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata
kuliah pengembangan peserta didik.
Demikianlah yang dapat
kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf. Kritik
dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi
lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Jambi, _ desember 2012
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
3
2.1 Perkembangan Anak SMA..............................................................................................
3
2.2 Permasalahan Anak SMA...............................................................................................
5
2.3 Penyebab Permasalahan Anak SMA...............................................................................
9
2.4 Solusi Permasalahan Anak SMA.....................................................................................
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
13
3.2 Saran...............................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah
cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual
dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTA). Kemampuan intelektual mereka
telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang
disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi,
pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa
(televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga
cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak
dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi
remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan
masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang
berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa
remaja mereka dulu. Remaja yang masih sekolah di SLTA selalu mendapat banyak
hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku.
Peranan
Lembaga Pendidikan untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai
sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau
setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba
merefleksikan peranan masing-masing.
Pada
kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak
remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap
perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada
tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir
yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari
berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia
yang tidak banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah (ceramah) dan
kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak.
Penyebab
lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih
memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan
dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya,
seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat
mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk
menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini di antaranya yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana
perkembangan pada anak SMA
2. Apa
saja masalah yang dihadapi oleh anak SMA
3. Apa
penyebab terjadinya permasalahan di kalangan anak SMA
4. Bagaimana
solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada anak SMA
1.3 Tujuan Penulisan
tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui perkembangan pada anak SMA
2. Mengetahui
permasalahan yang terjadi pada anak SMA
3. Mengetahui
penyebab dari adanya permasalahan yang terjadi pada anak SMA
4. Mencari
solusi terhadap masalah yang terjadi pada anak SMA
1.4 Manfaat
Penulisan
Dalam
penulisan makalah, agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan maupun penulis
pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini diharapkan
mempunyai manfaat antara lain :
1.
Menambah ilmu dan wawasan penulis
khususnya, pembaca pada umumnya mengenai perkembangan anak SMA, masalah,
penyebab dan solusi dari masalah yang terjadi pada anak SMA.
2.
Sebagai penambah bahan acuan bagi
kita sebagai calon guru bahasa Indonesia dalam memberikan materi pelajaran.
1.5 Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mengadakan telaah ke
pustaka dan mencari ke media internet. Kemudian dari berbagai sumber tersebut
dirangkum dengan memperhatikan materi yang dibahas dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Anak SMA
Perkembangan
anak SMA disebut juga dengan masa perkembangan dewasa akhir. Pada masa ini
terjadi perkembangan yang meliputi:
1.
Perkembangan
Fisik/Jasmani
Salah
satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah
perkembangan fisik. Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Perkembangan fisik seorang remaja
diciri-cirikan sebagai berikut.
a. Laju
perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat
b. Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang
dewasa
c. Siap
berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang-orang yang sudah dewasa
d. Gerak-geriknya
mulai mantap
e. Jenis
dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang
menunjang kepada persiapan kerja
2.
Perkembangan
Intelektual
Sejalan
dengan perkembangan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan intelektual
berpikirnya. Remaja telah mampu berfikir jauh melewati kehidupannya baik dalam
dimensi ruang maupun waktu.secara umum kemampuan berfikir formal mengarahkan
remaja kepada pemecahan masalah-masalah berfikir secara sistematik. Ciri-ciri
perkembangan intelektual anak SMA meliputi:
a. Sudah
mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat
generalisasi yang lebih konklusif dan komprehensif
b. Tercapainya
titik puncak (kedewasaan intelektual umum yang mungkin ada pertambahan yang
sangat terbatas bagi yang terus bersekolah)
c. Kecenderungan
bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
3.
Pemikiran
Sosial dan Moralitas
Keterampilan
berfikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial. Pemikiran sosial ini
berkenaan dengan pengetahuan dan keyakian mereka tentang masalah-masalah
hubungan pribadi dan sosial. Ciri-ciri pemikiran sosial dan moralitas anak SMA
meliputi:
a. Bergaul
dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif serta bertahan lebih lama
b. Ketergantungan
kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat
pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat dan sebagainya.
c. Mulai
dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus
dirundingkan dengan orang tuanya
d. Sudah
dapat memisahkan antara siswa nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang
universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau
kesalahan
4.
Perkembangan
Pemikiran Politik
Perkembangan
pemikiran politik remaja hampir sama dengan perkembangan moral, karena keduanya
berkaitan erat. Remaja telah mempunyai pemikiran-pemikiran politik yang lebih
kompleks dari anak-anak sekolah dasar. Mereka telah memikirkan ide-ide dan
pandangan politik yang lebih abstrak dan telah melihat banyak hubungan antara
hal-hal tersebut. Mereka dapat melihat pembentukan hukum dan
peraturan-peraturan legal secara demokratis dan melihat hal-hal tersebut dapat
diterapkan pada setiap orang di masyarakat dan bukan pada kelompok-kelompok
khusus. Remaja juga menunjukkan adanya kesenjangan dan ketidakajegandalam
pemikiran politiknya. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip
“seluruhnya atau tidak sama sekali”, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral
tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik
yang bersifat khusus. Meskipun demikian pemikiran mereka telah lebih abstrak
dan kurang bersifat individual dibandingan dengan usia anak sekolah dasar.
5.
Perkembangan
Agama dan Keyakinan
Perkembangan
kemampuan berfikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan
tentang agama. Remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang intensif, bukan
saja telah memiliki kebiasaan melaksanakan kegiatan peribadatan dan ritual
agama, tetapi juga telah mendapatkan atau menemukan kepercayaan-kepercayaan
khusus yang lebih mendalam yang membentuk keyakinannya dan menjadi pegangan
dalam merespons terhadap masalah-masalah dalam kehidupannya. Ciri-ciri
perkembangan agama dan keyakinan anak SMA meliputi:
a. Eksistensi
dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut
sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya
b. Penghayatan
dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar
kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
c. Mulai
menemukan pegangan hidup yang definit.
2.2 Permasalahan
Anak SMA
Banyak
permasalahan yang terjadi dikalangan anak SMA,di antaranya:
1.
Merokok
Di masa modern saat ini, merokok
merupakan suatu pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Kebiasaan merokok
dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang–orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif
bagi tubuh penghisap dan penghirupnya.
Beberapa motivasi yang
melatarbelakangi seseorang merokok diantaranya, yaitu:
a. Mendapat pengakuan (anticipatory
beliefs),
b. Untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing
beliefs), dan
c. menganggap perbuatannya tersebut
tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitatif)
Hal
ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya
dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat
dengan kelompoknya.
2.
Seks
bebas
Kita telah ketahui bahwa kebebasan
bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak “kuper” dan “jomblo” yang
biasanya jadi anak mama. “Banyak teman maka banyak pengetahuan”. Namun tidak
semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka
hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap
terpuji, benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa
yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan
dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan
banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak
terkecuali bidang seks.
Salah satu masalah yang sering
timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada
remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan.
Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang
mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak.
Pertama yaitu dari pihak sekolah,
biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi
adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya
siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut
tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut.
Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat
kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang
saat ini mendapat perhatian pemerintah, karena masalah kehamilan remaja tidak
hanya membebani remaja sebagaim individu dan bayi mereka namun juga
mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani
sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya
dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang
keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di
lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas,
ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan
kebebasan.
Selain masalah kehamilan pada remaja
masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak
terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Penularan virus HIV ternyata
menyebar sangat cepat di kalangan remaja dan kaum muda. Penularan HIV di
Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu
sebanyak 2.112(58%) kasus. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin
lama semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang sudah melakukan hubungan
seks. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik (pemakaian jarum
suntik secara bergantian pada pemakai narkoba, dan melalui transfusi darah.
FKUl-RSCM melaporkan bahwa lebih
dari 75% kasus infeksi HIV di kalangan remaja terjadi di kalangan pengguna
narkotika. Jumlah ini merupakan kenaikan menyolok dibanding beberapa tahun yang
lalu.
3.
Tawuran
Masalah
tawuran tersebut kelihatannya akhir-akhir ini semakin marak saja,mulai dari
para elite politik juga melakukan berbagai “tawuran politik”sebagaimana terjadi
diantara Polri dan KPK yang menggoncangkan perpolitikan nasional Indonesia.Lalu
kemudian di lanjutkan tawuran secara fisik (Adu Otot)di lingkungan kampus(UNM)
Universitas Negeri Makasar,yang semestinya menjadi suri teladan bagi kaalangan
adik-adik pelajar untuk berperilaku positif bagi pembangunan bangsa
Indonesia.
Separah
inikah dunia pendidikan Indonesia sekarang ini , sehingga menjadi potret
buram terhadap dunia pendidikan.Gejala apa lagi yang sedang muncul
dikalangan para pelajar dan mahasiswa Indonesia sehingga karena masalah sepele
saja mereka dengan mudah bisa begitu brutal, sadis yang jauh dari
perilaku calon intelektual masa depan bangsa .Jika menyaksikannya,maka kita
tidak menyangka bahwa yang sedang adu otot tersebut merupakan calon-calon
intelektual ,pendidik bangsa Indonesia
kedepan.
Sebagai
kandidat-kandidat intelektual semestinya mereka bukannya melakukan aksi-aksi
ala premanisme dengan mengandalkan adu otot,akan tetapi semestinya mereka
justeru melakukan berbagai kreatifitas yang berguna bagi masa depan bangsa
dengan cara”adu otak”.Apakah hal tersebut terjadi sebagai suatu refleksi
dari hasil suatu proses ekulturasi para elite politik yang sering
melakukan pembiaran terjadinya “tawuran politik” dikalangan mereka.
Dalam
menaggapi tawuran tersebut,Mendikbud M.Nuh Kamis 11 Oktober 2012 bersama Dikti
yang segera terbang ke Makasar sambil mengatakan kepada wartawan,bahwa ia
akan memberikan sanksi tegas kepada mereka yang terlibat dan juga institusi dan
jajarannya.Memang pemberian sanksi -sanksi yang tegas sekalipun tersebut tidak
akan bisa menyelesaikan masalah yang sudah terlanjur bermunculan di berbagai
komunitas
itu.
Akan tetapi
untuk mengentaskan berbagai masalah itu perlu di telusuri latar belakang
terjadinya tawuran itu sendiri,karena kelihatannya masalah tawuran tersebut
semakin sering terjadi bukan hanya di Makasar, di Jakartapun pernah terjadi
sebelumnya dengan warga masyarakat dan juga sesama mahasiswa sendiri.
Apakah sebab seringnya terjadi tawuran itu terkait dengan suatu sistem
pendidikan Neo liberalis yang berorientasi bisnis belaka, sehingga dana
pendidikan yang semakin mahal di tengah beban hidup rakyat semakin
berat.
Kesenjangan
yang menyebabkan munculnya kecemburuan sosial sebagai ekses dari ketidak
pedulian insan kalangan kampus terhadap mahasiswa yang terbebani dengan
berbagai tugas berat, yang menyebabkannya mudah tersinggung itu. Ataupun
kemungkinan saja sistem pendidikan yang mengadopsi suatu sistem Neo Liberal
yang sekuler, sehingga memunculkan insan-insan ”spiritual” belaka seiring
mengurangi pendidikan tata-tata nilai religius keagamaan.
Jika memang
itu masalahnya, maka pemerintah dalam hal ini Depdikbud perlu menata ulang
kurikulum pendidikan yang IMTAQ(Iman taqwa) dan IPTEK (Ilmu pengetahuan
dan teknologi) yang seimbang, tidak seperti sekarang ini yang hanya
mengutamakan IPTEK belaka.kalau masih seperti ini, maka dikhawatirkan dunia
pendidikan Indonesia hanya akan menciptakan manusia-manusia robot yang tidak
memahami nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sudah lama ada dalam
masyarakat Indonesia.
4.
Narkoba
dan minuman keras
Berdasarkan data Badan Narkotika
Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sangatlah
banyak, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. Narkoba (
Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat
yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Yang termasuk jenis Narkotika adalah:
1) Tanaman papaver, opium mentah, opium
masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina,
tanaman ganja, dan damar ganja.
2) Garam-garam dan turunan-turunan dari
morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang
mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK),
Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat,
Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis
Diethylamide), dan sebagainya. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah
bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai
pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat,
seperti alkohol.
Alkohol
adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin
mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol
adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah
atau umbi umbian. Nama yang populer: minuman keras (miras), kamput, tomi (topi
miring), cap tikus, balo dan lain-lain.
2.3 Penyebab
Permasalahan Anak SMA
Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah anak SMA di antaranya:
1.
Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang
permasalahan anak SMA adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan
anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras.
2.
Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin
banyak remaja yang bermasalah maka
semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah anak yang bermasalah juga
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman
remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi remaja yang bermasalah.
3.
Faktor Kepribadian
Para remaja mencoba untuk melakukan
kenakalan-kenakalan karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok)
ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah.
4.
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan
elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan
atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti yang ada dalam iklan tersebut.
2.4 Solusi
Permasalahan Anak SMA
Semua masalah yang terjadi pada anak
SMA perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan
calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah masa depan bangsa ini
digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk
mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara
lain:
1.
Peran Orangtua
Peran
orang tua dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain
seperti:
a. Menanamkan pola asuh yang baik pada
anak sejak prenatal dan balita
b. Membekali anak dengan dasar moral
dan pendidikan agama sejak dini
c. Mengerti komunikasi yang baik dan
efektif antara orangtua–anak
d. Menjalin kerjasama yang baik dengan
guru
e. Menjadi tokoh panutan bagi anak baik
dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
f. Menerapkan disiplin yang konsisten
pada anak
g. Hindarkan anak dari NAPZA dan
pergaulan bebas tetapi jangan terlalu mengekang si anak
2.
Peran Guru
Peran guru
dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
a. Menjadi guru yang bisa bersahabat
dengan siswa
b. Menciptakan kondisi sekolah yang
nyaman untuk siswa belajar
c. Memberikan keleluasaan siswa untuk
mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR,
maupun ekstrakurikuler olahraga dan kesenian
d. Menyediakan sarana dan prasarana
bermain dan olahraga
e. Meningkatkan peranan, pelayanan dan
pemberdayaan guru BP
f. Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi
yang tegas serta mendidik
g. Meningkatkan kerjasama dengan
orangtua, sesama guru dan sekolah lain
h. Meningkatkan keamanan terpadu
sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat dan mewaspadai adanya provokator
i.
Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar
sekolah
j.
Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak
berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial serta
meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
3.
Peran Pemerintah dan masyarakat
Peran
pemerintah dan masyrakat dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA
antara lain seperti:
a. Menghidupkan dan memberdayakan kembali
kurikulum budi pekerti
b. Menyediakan sarana/prasarana yang
dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga, bermain, dan kesenian serta
keterampilan lainnya
c. Menegakkan hukum, sanksi dan
disiplin yang tegas serta dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat
khususnya para remaja
d. Menanggulangi NAPZA, dengan
menerapkan peraturan dan hukumanya secara tegas
e. Pemilihan lokasi sekolah dijauhkan
dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
4.
Peran Media
Peran
media dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain
seperti:
a. Sajikan tayangan atau berita tanpa
kekerasan (jam tayang sesuai usia)
b. Sampaikan berita dengan kalimat benar
dan tepat (tidak provokatif)
c. Adanya rubrik khusus dalam media
masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan
mengenai permasalahan yang terjadi pada anak SMA, dapat di simpulkan bahwa:
Perkembangan
pada anak SMA, di sebut juga dengan masa perkembangan dewasa akhir. Pada masa
ini, terjadi perkembangan yang meliputi, perkembangan fisik/ jasmani,
intelektual, pemikiran social dan moralitas, pemikiran politik, agama dan
keyakinan. Maka dari itu, perkembangan yang terjadi pada anak SMA, perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak, seperti dari orang tua, lingkungan,
guru dan masyarakat. Karena
pada masa SMA, anak akan gampang terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik,
sehingga anak tersebut, berprilaku yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
3.2 Saran
Dengan mengucap
syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu, masih perlu
kritik dan saran yang membangun serta bimbingan terutama dari dosen. semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri,
Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar