Rabu, 14 Desember 2016

MASALAH PERKEMBANGAN ANAK SMA



MAKALAH
MASALAH PERKEMBANGAN ANAK SMA



Dosen pembimbing :
Fadzlul,S.Psi,M.Psi,Psi

Disusun oleh :
Kelompok  6

Anggota
1.      Dani Somdani              A1B112029
2.      Herti Gustina               A1B112005
3.      Apriani All Sten           A1B112049
4.      Fitri Lestari                 A1B112025
5.      Aswi Muspikawati       A1B112047


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah pengembangan peserta didik ini.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai permasalahan yang terdapat di dalam anak SMA , penyebab masalah itu terjadi , serta penanggulangannya yang kami susun dari berbagai sumber dan kami rangkum dalam makalah ini.
Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah pengembangan peserta didik.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

                                                                                                          Jambi, _  desember 2012 
                                                                                                          Penyusun


Text Box: i                                                                                                           Kelompok 6



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
1.3  Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 2
1.4  Manfaat Penulisan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
2.1  Perkembangan Anak SMA.............................................................................................. 3
2.2  Permasalahan Anak SMA............................................................................................... 5
2.3  Penyebab Permasalahan Anak SMA............................................................................... 9
2.4  Solusi Permasalahan Anak SMA..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan..................................................................................................................... 13
3.2  Saran............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa remaja mereka dulu. Remaja yang masih sekolah di SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku.
Peranan Lembaga Pendidikan untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak.
Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini di antaranya yaitu sebagai berikut.
1.      Bagaimana perkembangan pada anak SMA
2.      Apa saja masalah yang dihadapi oleh anak SMA
3.      Apa penyebab terjadinya permasalahan di kalangan anak SMA
4.      Bagaimana solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada anak SMA

1.3  Tujuan Penulisan
tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui perkembangan pada anak SMA
2.      Mengetahui permasalahan yang terjadi pada anak SMA
3.      Mengetahui penyebab dari adanya permasalahan yang terjadi pada anak SMA
4.      Mencari solusi terhadap masalah yang terjadi pada anak SMA

1.4  Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah, agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan maupun penulis pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain :
1.      Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai perkembangan anak SMA, masalah, penyebab dan solusi dari masalah yang terjadi pada anak SMA.
2.      Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru bahasa Indonesia dalam memberikan materi pelajaran.

1.5  Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mengadakan telaah ke pustaka dan mencari ke media internet. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhatikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perkembangan Anak SMA
Perkembangan anak SMA disebut juga dengan masa perkembangan dewasa akhir. Pada masa ini terjadi perkembangan yang meliputi:
1.      Perkembangan Fisik/Jasmani
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Perkembangan fisik seorang remaja diciri-cirikan sebagai berikut.
a.       Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat
b.      Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa
c.       Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang-orang yang sudah dewasa
d.      Gerak-geriknya mulai mantap
e.       Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja

2.      Perkembangan Intelektual
Sejalan dengan perkembangan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan intelektual berpikirnya. Remaja telah mampu berfikir jauh melewati kehidupannya baik dalam dimensi ruang maupun waktu.secara umum kemampuan berfikir formal mengarahkan remaja kepada pemecahan masalah-masalah berfikir secara sistematik. Ciri-ciri perkembangan intelektual anak SMA meliputi:
a.       Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi yang lebih konklusif dan komprehensif
b.      Tercapainya titik puncak (kedewasaan intelektual umum yang mungkin ada pertambahan yang sangat terbatas bagi yang terus bersekolah)
c.       Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya

3.      Pemikiran Sosial dan Moralitas
Keterampilan berfikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial. Pemikiran sosial ini berkenaan dengan pengetahuan dan keyakian mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi dan sosial. Ciri-ciri pemikiran sosial dan moralitas anak SMA meliputi:
a.       Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif serta bertahan lebih lama
b.      Ketergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat dan sebagainya.
c.       Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
d.      Sudah dapat memisahkan antara siswa nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan

4.      Perkembangan Pemikiran Politik
Perkembangan pemikiran politik remaja hampir sama dengan perkembangan moral, karena keduanya berkaitan erat. Remaja telah mempunyai pemikiran-pemikiran politik yang lebih kompleks dari anak-anak sekolah dasar. Mereka telah memikirkan ide-ide dan pandangan politik yang lebih abstrak dan telah melihat banyak hubungan antara hal-hal tersebut. Mereka dapat melihat pembentukan hukum dan peraturan-peraturan legal secara demokratis dan melihat hal-hal tersebut dapat diterapkan pada setiap orang di masyarakat dan bukan pada kelompok-kelompok khusus. Remaja juga menunjukkan adanya kesenjangan dan ketidakajegandalam pemikiran politiknya. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip “seluruhnya atau tidak sama sekali”, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus. Meskipun demikian pemikiran mereka telah lebih abstrak dan kurang bersifat individual dibandingan dengan usia anak sekolah dasar.
                 
5.      Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perkembangan kemampuan berfikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan tentang agama. Remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang intensif, bukan saja telah memiliki kebiasaan melaksanakan kegiatan peribadatan dan ritual agama, tetapi juga telah mendapatkan atau menemukan kepercayaan-kepercayaan khusus yang lebih mendalam yang membentuk keyakinannya dan menjadi pegangan dalam merespons terhadap masalah-masalah dalam kehidupannya. Ciri-ciri perkembangan agama dan keyakinan anak SMA meliputi:
a.       Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya
b.      Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
c.       Mulai menemukan pegangan hidup yang definit.

2.2  Permasalahan Anak SMA
Banyak permasalahan yang terjadi dikalangan anak SMA,di antaranya:
1.      Merokok
Di masa modern saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang–orang disekitarnya.  Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisap dan penghirupnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok diantaranya, yaitu:
a.       Mendapat pengakuan (anticipatory beliefs),
b.      Untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan
c.       menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitatif)
Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
2.      Seks bebas
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak “kuper” dan “jomblo” yang biasanya jadi anak mama. “Banyak teman maka banyak pengetahuan”. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji, benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak.
Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah, karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagaim individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan.
Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat di kalangan remaja dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%) kasus. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin lama semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang sudah melakukan hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik (pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai narkoba, dan melalui transfusi darah.
FKUl-RSCM melaporkan bahwa lebih dari 75% kasus infeksi HIV di kalangan remaja terjadi di kalangan pengguna narkotika. Jumlah ini merupakan kenaikan menyolok dibanding beberapa tahun yang lalu.

3.      Tawuran
Masalah tawuran tersebut kelihatannya akhir-akhir ini semakin marak saja,mulai dari para elite politik juga melakukan berbagai “tawuran politik”sebagaimana terjadi diantara Polri dan KPK yang menggoncangkan perpolitikan nasional Indonesia.Lalu kemudian di lanjutkan tawuran secara fisik (Adu Otot)di lingkungan kampus(UNM) Universitas Negeri Makasar,yang semestinya menjadi suri teladan bagi kaalangan adik-adik pelajar untuk berperilaku positif bagi pembangunan bangsa Indonesia.                        
Separah inikah dunia pendidikan Indonesia sekarang ini , sehingga menjadi potret buram terhadap  dunia pendidikan.Gejala apa lagi yang sedang muncul dikalangan para pelajar dan mahasiswa Indonesia sehingga karena masalah sepele saja  mereka dengan mudah bisa begitu brutal, sadis yang  jauh dari perilaku calon intelektual masa depan bangsa .Jika menyaksikannya,maka kita tidak menyangka bahwa yang sedang adu otot tersebut merupakan calon-calon intelektual ,pendidik bangsa Indonesia kedepan.                       
Sebagai kandidat-kandidat intelektual semestinya mereka bukannya melakukan aksi-aksi ala premanisme dengan mengandalkan adu otot,akan  tetapi semestinya mereka justeru melakukan berbagai kreatifitas yang berguna bagi masa depan bangsa dengan cara”adu otak”.Apakah hal tersebut terjadi sebagai suatu  refleksi dari hasil suatu proses ekulturasi  para elite politik yang sering melakukan pembiaran terjadinya “tawuran politik” dikalangan mereka.
Dalam menaggapi tawuran tersebut,Mendikbud M.Nuh Kamis 11 Oktober 2012 bersama Dikti yang segera terbang ke Makasar sambil mengatakan kepada wartawan,bahwa ia akan memberikan sanksi tegas kepada mereka yang terlibat dan juga institusi dan jajarannya.Memang pemberian sanksi -sanksi yang tegas sekalipun tersebut tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang sudah terlanjur bermunculan di berbagai komunitas itu.                           
Akan tetapi untuk mengentaskan berbagai masalah itu perlu di telusuri latar belakang terjadinya tawuran itu sendiri,karena kelihatannya masalah tawuran tersebut semakin sering terjadi bukan hanya di Makasar, di Jakartapun pernah terjadi sebelumnya dengan  warga masyarakat dan juga sesama mahasiswa sendiri. Apakah sebab seringnya terjadi tawuran itu terkait dengan suatu sistem pendidikan  Neo liberalis yang berorientasi bisnis belaka, sehingga dana  pendidikan yang   semakin mahal di tengah beban hidup rakyat semakin berat.
Kesenjangan yang menyebabkan munculnya kecemburuan sosial sebagai ekses dari ketidak pedulian insan kalangan kampus  terhadap mahasiswa yang terbebani dengan berbagai tugas berat, yang menyebabkannya mudah tersinggung itu. Ataupun kemungkinan saja sistem pendidikan yang mengadopsi suatu sistem Neo Liberal yang sekuler, sehingga memunculkan insan-insan ”spiritual” belaka seiring mengurangi pendidikan tata-tata nilai religius keagamaan.                                                    
Jika memang itu masalahnya, maka pemerintah dalam hal ini Depdikbud perlu menata ulang kurikulum pendidikan yang IMTAQ(Iman taqwa) dan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) yang seimbang, tidak seperti sekarang ini yang hanya mengutamakan IPTEK belaka.kalau masih seperti ini, maka dikhawatirkan dunia pendidikan Indonesia hanya akan menciptakan manusia-manusia robot yang tidak memahami nilai-nilai dan norma-norma sosial yang  sudah lama ada dalam masyarakat Indonesia.

4.      Narkoba dan minuman keras
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sangatlah banyak, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. Narkoba ( Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Yang termasuk jenis Narkotika adalah:
1)      Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2)      Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dan sebagainya. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti alkohol.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer: minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus, balo dan lain-lain.

2.3  Penyebab Permasalahan Anak SMA
Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah anak SMA di antaranya:
1.      Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang permasalahan anak SMA adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras.

2.      Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja yang bermasalah  maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah anak yang bermasalah juga demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi remaja yang bermasalah.

3.      Faktor Kepribadian
Para remaja mencoba untuk melakukan kenakalan-kenakalan karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

4.      Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

2.4  Solusi Permasalahan Anak SMA
Semua masalah yang terjadi pada anak SMA perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain:
1.      Peran Orangtua
Peran orang tua dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
a.       Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
b.      Membekali anak dengan dasar moral dan pendidikan agama sejak dini
c.       Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua–anak
d.      Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
e.       Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
f.       Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
g.      Hindarkan anak dari NAPZA dan pergaulan bebas tetapi jangan terlalu mengekang si anak

2.      Peran Guru
Peran guru dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
a.       Menjadi guru yang bisa bersahabat dengan siswa
b.      Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman untuk siswa belajar
c.       Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, maupun ekstrakurikuler olahraga dan kesenian
d.      Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
e.       Meningkatkan peranan, pelayanan dan pemberdayaan guru BP
f.       Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas serta mendidik
g.      Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
h.      Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat dan mewaspadai adanya provokator
i.        Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
j.        Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial serta meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA

3.      Peran Pemerintah dan masyarakat
Peran pemerintah dan masyrakat dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
a.       Menghidupkan dan memberdayakan  kembali kurikulum budi pekerti
b.      Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga, bermain, dan kesenian serta keterampilan lainnya
c.       Menegakkan hukum, sanksi dan disiplin yang tegas serta dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat khususnya para remaja
d.      Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumanya secara tegas
e.       Pemilihan lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan

4.      Peran Media
Peran media dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
a.       Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia)
b.      Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
c.       Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.

 BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai permasalahan yang terjadi pada anak SMA, dapat di simpulkan bahwa:
Perkembangan pada anak SMA, di sebut juga dengan masa perkembangan dewasa akhir. Pada masa ini, terjadi perkembangan yang meliputi, perkembangan fisik/ jasmani, intelektual, pemikiran social dan moralitas, pemikiran politik, agama dan keyakinan. Maka dari itu, perkembangan yang terjadi pada anak SMA, perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, seperti dari orang tua, lingkungan, guru dan masyarakat. Karena pada masa SMA, anak akan gampang terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik, sehingga anak tersebut, berprilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3.2  Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan terutama dari dosen. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

 
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar