MAKALAH
ANALISIS ARTIKEL PENDIDIKAN
“DAMPINGI ANAK SAAT BELAJAR”
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu :
Disusun
oleh:
1. Herti
Gustina A1B112005
2. Fitri
Lestari
Semester/Kelas : III/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hiyadat yang telah Ia berikan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kemudian
ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, baik berupa sarana dan prasarana maupun berupa ide-ide
atau gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah
ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan sebagai
bahan diskusi dalam menganalisis artikel tentang pendidikan. Dalam hal ini kami
mengambil artikel dengan judul Dampingi Anak Saat Belajar. Hal ini kami pikir
patut untuk dianalisis dan dipelajari bersama sebagai calon pendidik.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan dan kekurangan kami mohon
maaf. Kritik maupun saran kami buka demi perbaikan makalah ini untuk
selanjutnya.
Atas
perhatiannya kami haturkan ucapan terima kasih.
_,
Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
i
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................................
1
1.1
Tentang Artikel........................................................................................................
1
1.2
Alasan Pemilihan
Artikel.........................................................................................
1
1.3
Tujuan Penulisan......................................................................................................
2
BAB
II ANALISIS........................................................................................................
3
2.1
Masalah dalam
Pendidikan......................................................................................
3
2.2
Evaluasi
terhadap Artikel........................................................................................
4
2.3
Solusi terhadap
Masalah..........................................................................................
5
BAB
III PENUTUP.......................................................................................................
7
3.1
Kesimpulan..............................................................................................................
7
3.2
Saran........................................................................................................................
7
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
8
LAMPIRAN
ARTIKEL................................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tentang Artikel
Artikel
“Dampingi Anak Saat Belajar” berisi tentang pentingnya peran orang tua
mendampingi anak pada saat belajar. Agar pendidikan anak dapat berjalan dengan
baik, orang tua sangat berperan penting dalam membangun semangat belajar anak.
Dalam mendampingi anak, hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan
memudahkan komunikasi. Dalam artikel tersebut seorang guru sekolah At Taufiq
mengemukakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam
mendampingi anak belajar yaitu sebagai berikut: orang tua dapat menanamkan
minat membaca pada anak yang bertujuan untuk memperlihatkan kepada anak bahwa
selain tugas sekolah ada hal-hal lain yang perlu diketahuinya.
Selanjutnya
menggunakan cara lain dengan memberikan kebebasan bagi anak dalam mengungkapkan
pendapatnya, kemudian sediakan permainan dengan berbagai macam gaya belajar
mulai dari belajar mendengar, melihat sampai dengan belajar memilih dan
merangkai. Sebagai orang tua yang baik adalah merespon kegiatan anak saat
belajar misalnya, menanyakan apa yang telah dipelajari di sekolah tetapi bukan
nilai yang diperolehnya, minta anak untuk mengajarkan kepada orang tua apa yang
telah meraka pelajari di sekolah. Lalu jika anak mendapatkan prestasi di
sekolah jangan lupa untuk merayakan prestasi yang dicapainya, tidak peduli
sekecil apapun.
Jika
orang tua melakukan hal-hal yang disebutkan di atas seorang anak akan merasa
dihargai. Bila dia telah berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini akan
membuatnya bersemangat dan selanjutnya akan lebih mudah bagi orang tua untuk
meminta anaknya belajar.
1.2 Alasan Pemilihan
Artikel
Alasan
pemilihan artikel ‘Dampingi Anak Saat Belajar’
ada pada pembahasan artikel ini. Pada umumnya banyak kita temukan orang
tua yang menyerahkan tugas mendidik anak hanya pada seorang guru. Hal itu
merupakan pola pendidikan yang keliru. Selain guru, dalam mendidik anak orang
tua juga berperan mendampinginya dalam belajar. Orang tua juga wajib memberikan
perhatian terhadap perkembangan pendidikan seorang anak sehingga proses
kemandirian anak dapat dipantau dengan baik.
Banyak
orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga lupa terhadap perannya dalam
mendidik anak. Kegagalan dalam mendidik banyak terjadi ketika seorang anak
tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Anak menjadi cenderung malas dan
tidak peduli terhadap pendidikan karena tidak adanya dorongan dari lingkungan
sekitar. Ini adalah fenomena yang banyak kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Tidak
hanya mengajar, mendidik juga dilakukan dengan melatih, membimbing, dan
memimpin. Mengajar berarti orang tua meluangkan waktunya untuk mengajarkan anak
tentang pelajaran yang tidak ia mengerti di sekolah, misalnya saja mengajarkan
dalam menyelesaikan PR. Maksud melatih dalam artikel ini yaitu memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga ia menjadi lebih
percaya diri, misalnya dalam melatih seorang anak membaca, orang tua memberikan
kebebasan untuk si anak bisa membacakan buku yang ia sukai. Membimbing di sini
berarti orang tua mendampingi anaknya ketika belajar dan mengarahkannya pada
suatu pembelajaran yang benar tanpa melumpuhkan rasa percaya diri si anak. Dan
terakhir memimpin, orang tua memimpin setiap pembelajaran yang dilakukan si
anak. Orang tua memberikan perhatian penuh terhadap apa yang dikerjakan si anak
di sekolahnya. Hal itu dapat dilakukan dengan meminta anak untuk selalu
mengumpulkan ulangan, tes apapun tugas sekolahnya. Selain itu untuk memotivasi
anak dalam belajar, dapat dilakukan dengan menjanjikan sesuatu kepada anak
sehingga ia terpacu dan berusaha dengan giat untuk mendapatkan apa yang ia
inginkan. Perlu diingat bahwa seorang anak merasa dihargai bila dia telah
berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini akan membuatnya bersemangat.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
-
Mengetahui
masalah yang terjadi dalam mendampingi anak saat belajar;
-
Mengevaluasi isi
dalam artikel “Dampingi Anak Saat Belajar”; dan
-
Memberikan
solusi terhadap masalah pendidikan tersebut.
BAB II
ANALISIS
2.1 Masalah dalam
Mendampingi Anak Saat Belajar
Pengertian
pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Dalam proses belajar peran orang tua sangat penting.
Orang tua sebaiknya mendampingi anak pada saat belajar, sebab dapat menciptakan
komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua. Orang tua dapat memberi
evaluasi ataupun motivasi untuk anak agar si anak semangat dalam belajar dan
mendapatkan prestasi yang memuaskan. Tetapi kenyataan yang ada pada saat ini,
orang tua banyak yang tidak bisa mendampingi anaknya dalam belajar. Sebagian
orang tua sekarang sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak sempat
lagi untuk mendampingi anak dalam belajar karena sudah keletihan bekerja pada
siang hari. Anak terpaksa belajar sendiri dengan kondisi apa adanya. Akibatnya
jika anak mengalami masalah pada saat belajar yang tidak bisa diselesaikan,
anak akan merasa bingung akan bertanya dengan siapa, ia akan langsung menutup
dan menyimpan buku-bukunya ke dalam tas sekolahnya.
Di
pihak lain, orang tua yang banyak memiliki waktu atau tidak sibuk pun sering mengalami
kesulitan dalam membantu anak dalam belajar.
Kadang dalam proses pembelajaran anak, antara penjelasan orang tua dan
penjelasan guru terdapat sedikit perbedaan sehingga anak menjadi bingung
terhadap suatu materi pembelajaran tertentu. Namun dalam hal ini, si anak lebih
mempercayai penjelasan dari gurunya karena anak menganggap bahwa gurunya lebih
benar dalam memberikan penjelasan terhadap materi pembelajaran. Guru dianggap
sebagai pemegang peran penting dalam proses belajar, sedangkan orang tua
hanyalah berperan dalam membantu proses belajar anak.
Kemudian
masalah lain yang dihadapi anak dalam belajar yaitu jika anak gagal dalam
belajar sebagian orang tua menghukum anaknya sebagai luapan rasa kekecewaannya.
Dan sebaliknya jika anak berhasil kebanyakan orang tua memberikan hadiah yang
berlebihan. Hal itu akan mempengaruhi semangat anak dalam belajar karena mereka
akan beranggapan bahwa mereka akan dicintai oleh orang tua hanya sudah
berhasil.
Sebagian
orang tua hendaknya mampu memilih pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar
anak. Seorang anak yang dipuji kepandaiannya, bukan usahanya akan menjadi
terpusat pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka takut
pada kesulitan karena mereka mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan.
Begitupun cara orang tua menghukum anak, orang tua lebih baik tidak memberikan
kritik pribadi yaitu menyalahkan kemampuan seorang anak sebagai penyebab
kegagalan mereka, menurunkan penghargaan mereka, memperlihatkan emosi negatif,
dan membuat menurunnya prestasi anak di masa depan.
2.2 Evaluasi
Mendampingi
anak dalam belajar bukanlah perkara mudah. Tidak hanya memberi perhatian, anak
juga diberi suatu dorongan supaya tetap bersemangat dalam belajar. Dalam
memberi dorongan inilah yang banyak terjadi kegagalan. Orang tua kadang
memberikan dorongan dalam belajar, namun juga memberikan efek negatif di sisi
lainnya. Misalnya saja dipaparkan dalam artikel ini “Jangan lupa untuk
merayakan prestasi yang dicapainya, tidak peduli sekecil apapun.” Dalam hal
ini, kebanyakan orang tua memberikan dorongan berupa pemberian hadiah yang
menyenangkan hati si anak tanpa memikirkan manfaat baginya. Hadiah tersebut
malah membuat anak menjadi manja dan tidak mandiri. Ini menjadi dorongan
positif yang juga memberi efek negatif. Dalam merayakan prestasi yang
dicapainya hendaknya juga disesuaikan dengan manfaat baik yang diperlukan anak,
bukan sekedar mengikuti kehendaknya semata.
Hal
tersebut di atas juga merupakan proses dalam mendidik, yakni anak dibimbing
untuk memilih sesuatu yang baik dan bermanfaat baginya. Selain itu, sebagaimana
tujuan pendidikan yaitu kemandirian, anak dilatih untuk dapat bertanggungjawab
dan bekerja keras untuk melakukan suatu hal. Sebagai pemacu anak diberi hadiah
berupa buku atau tas baru misalnya, kemudian untuk mendapatkan hal itu anak
berusaha keras untuk bisa meraih prestasi. Dengan hal itu kita memotivasi anak
untuk belajar dengan giat sekaligus memfasilitasi kegiatan belajar anak. Namun,
kita juga harus ingat bahwa selain belajar anak juga memiliki kebutuhan berupa
hiburan. Artinya, anak juga perlu diberi kesempatan untuk bermain.
Pendidik
yang kreatif ialah pendidik yang mampu menciptakan suasana belajar seperti
suasana bermain. Seperti yang dikemukakan dalam artikel ini “ Sediakan
permainan dengan berbagai gaya belajar, mulai dari belajar mendengar dan
melihat sampai dengan belajar memilih dan merangkai.”
Dalam
praktiknya, belajar sambil bermain cenderung lebih efektif. Anak dibuat lebih
santai sehingga apa yang diajarkan dapat diterima dengan baik. Tidak perlu
tekanan supaya anak bisa berprestasi. Dengan mengembangkan prinsip belajar
sambil bermain maka proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah. Permainan
dalam belajar misalnya materi pelajaran bahasa dibuat seperti lagu sehingga
anak dengan senang hati menyanyikannya dan tanpa disadari dia juga dapat
menghafalnya. Pada prinsipnya hafalan dengan lagu akan mudah untuk diingat.
Begitu juga dengan pelajaran lain juga dapat diterapkan sistem yang sama untuk
memudahkan dalam menghafal. Dan masih banyak lagi hal-hal kreatif yang dapat
diciptakan untuk proses belajar sambil bermain.
Perlu
ditekankan lagi bahwa mendampingi anak dalam belajar bukanlah bertujuan untuk
menjadikan anak tidak mandiri dan manja, namun orang tua membimbing anak dalam
belajar dengan memberikan perhatian dan motivasi. Perhatian tersebut diberikan
supaya orang tua dapat mengetahui perkembangan belajar si anak dan menentukan
sikap untuk proses belajar yang sesuai dengannya.
2.3 Alternatif
Solusi
Alternatif
solusi terhadap masalah dalam mendampingi anak saat belajar adalah sebagai
berikut.
1.
Kembangkan
cara belajar yang menarik
Anak-anak
dalam usia pertumbuhan selalu bersemangat untuk belajar hal baru, cobalah
membuat kegiatan belajar yang menarik. Orang tua tidak perlu mengajar anak
dengan cara konvensional dengan menyuruhnya belajar menggunakan kursi dan meja
belajar. Anak dapat belajar dimanapun baik itu di sofa atau di tempat tidur dan
jika memungkinkan anak juga dapat diajak belajar di taman.
Saat
belajar di tempat yang santai cobalah mengajak anak mengemukakan hal-hal yang
mereka sukai misalnya saja yang dicontohkan dalam artikel “Bila dia senang
dengan kuda pilih cerita yang berhubungan dengan kuda, atau minta untuk mencari
lima hal tentang kuda”. Hal itu akan membuat anak lebih percaya diri dalam
mengungkapkan ide-idenya. Dalam hal ini orang tua dituntut untuk lebih kreatif
dalam memodifikasi cara belajar yang baik dan menarik.
2.
Belajar
sambil bermain
Setiap
anak memiliki gaya belajar sendiri. Jika seorang anak tidak bisa duduk di suatu
tempat, coba mengajarinya saat bermain. Anak-anak adalah pendengar yang sangat
baik. Oleh karena itu, orang tua dapat memutar buku audio sehingga dia dapat
menyerap cerita dengan cepat atau orang tua dapat membaca buku dengan suara
keras supaya dia lebih mudah paham. Belajar sambil bermain merupakan metode
yang sangat baik untuk mengajar anak-anak yang pendiam dan tidak terlalu aktif.
Belajar sambil bermain akan memudahkan anak dalam menyerap pelajaran, karena
anak dibuat dalam kondisi santai. Otak yang sedang santai atau tidak dalam
tekanan akan lebih mudah dalam menyerap pelajaran.
3.
Jadwalkan
waktu bermain anak
Anak
juga membutuhkan hiburan berupa bermain, karena hiburan dapat menyegarkan
kembali semangat belajar anak. Belajar terus menerus dapat membuat anak jenuh
sehingga menjadi malas. Perlu diingat bahwa hiburan yang dibutuhkan anak
tidaklah semata-mata hanya untuk bermain-main melainkan berikan juga manfaat
dari permainan tersebut. Permainan yang diberikan hendaklah memiliki manfaat
bagi perkembangan belajar anak.
4.
Belajar
melalui internet
Internet
juga merupakan salah satu cara untuk anak-anak belajar hal-hal baru. Melalui
dunia maya seorang anak dapat memperoleh pengetahuan suatu topik tertentu. Hal ini
dapat meningkatkan minat dan mengeksplorasi ide-ide baru oleh anak. Tapi orang
tua harus memonitor kegiatan internet anak, orang tua juga perlu memastikan
bahwa penggunaan internet hanya untuk belajar saja.
Internet
memiliki banyak sekali manfaat yang baik, namun di sana juga terdapat hal-hal
negatif yang dapat merusak karakter anak. Untuk itu, orang tua harus selalu
memantau apa yang dilihat anak dalam mengoperasikan internet. Apabila orang tua lalai, maka bisa jadi anak
menyalahgunaka internet terhadap hal-hal yang bersifat negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang
tua sangat berperan penting dalam
membangun semangat belajar pada anak. Momen kebersamaan dengan anak menjadi kebahagiaan bagi para orang tua.
Secara langsung mereka dapat mengamati perkembangan anak dan mengetahui potensi
yang anak miliki. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah
mendampingi anaknya ketika sedang belajar di rumah.
Dalam
mendampingi anak, orang tua dapat melakukakan hal-hal yang menumbuhkan semangat
belajar anak misalnya, dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menumbuhkan minat membaca pada anak, memberikan pujian kepada anak saat
mengetahui hasil belajar anak meskipun terkadang anak gagal dalam belajar
tetapi sebagai orang tua yang baik hal yang perlu dilakukan adalah memberi
motivasi kepada anak untuk belajar lebih giat lagi agar nantinya si anak dapat
berhasil.
Jadi
kesimpulannya pendidikan akan berhasil jika peran guru dan orang tua berjalan
dengan seimbang. guru di sekolah berperan sebagai orang yang membimbing,
melatih, mengajar, dan mendidik anak. Begitu juga dengan peran orang tua yang
membantu anak belajar, memantau perkembangan anak pada saat belajar dan memberikan motivasi kepada anak untuk lebih
giat lagi dalam belajar. Jika hal itu dilakukan maka proses pembelajaran anak
akan berhasil.
3.2 Saran
Dalam
makalah ini, penulis telah memaparkan beberapa pembahasan mengenai judul
tersebut. Akantetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam
penulisan maupun dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kritik maupun saran
sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.
DAFTAR RUJUKAN
Jambi
Independent, terbitan Minggu 24 November 2013.
Uda-go-blog.blogspot.com/.../pentingnya-mendampingi-anak-belajar.html
LAMPIRAN ARTIKEL