LAPORAN DISKUSI
PERAN BEBERAPA BAHASA ASING DALAM
BAHASA INDONESIA
Mata Kuliah : Bahasa Bantu
Dosen Pengampu : Dra. Rasdawita, M.M
Disusun
oleh:
Kelompok
D
1. Herti
Gustina A1B112005
2. Suyatmi A1B112041
Semester/Kelas : IV/A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
1.
Jelaskan peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia dan jelaskan juga
latar belakang munculnya istilah kata pungutan! (Yeni Kusumawati )
Jawaban:
Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa
asing seperti bahasa Parsi, Tamil, Portugis, Perancis, Latin, Yunani, Cina,
Inggris, Belanda, Arab, dan lainnya memiliki peran sebagai penyumbang terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Sumbangan dari bahasa asing tersebut terutama
berupa kosakata yang mengisi di bidang-bidang tertentu, misalnya bidang agama,
ekonomi, perdagangan, politik, teknik, dan seni budaya. Kata dari bahasa asing
tersebut dipungut atau diserap menjadi bahasa Indonesia. Dengan adanya sumbangan
dari bahasa asing, maka bahasa Indonesia semakin berkembang dan bahasa
Indonesia tidak menjadi bahasa yang miskin kata.
Latar belakang munculnya istilah kata pungutan atau
kata serapan ialah dalam perkembanganannya bahasa Indonesia banyak mengambil
bahasa-bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa asing dan bahasa daerah tersebut
kemudian dipungut atau diserap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Hal itu
sangat lumrah terjadi antar bahasa karena jika terjadi suatu kontak bahasa lewat
pemakai bahasa pasti akan terjadi serap menyerap kata. Dengan adanya proses
penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengarung-mempengaruhi
antar bahasa. Hasil dari proses penyerapan atau peminjaman kata dari bahasa
asing atau bahasa daerah tersebutlah yang kita kenal sebagai istilah kata
pungutan atau kata serapan.
2.
Apakah terdapat persamaan antara bahasa Portugis dengan bahasa Yunani? (Apriani All Sten)
Jawaban:
Pada dasarnya setiap bahasa itu saling mempengaruhi
sehingga terjadi suatu kesamaan bahasa yang dipahami oleh pemakai bahasa.
Bahasa tersebut telah disepakati sebagai suatu nama atau lambang tertentu,
sehingga antar pemakai bahasa dapat memahami makna dari bahasa tersebut. Begitupun
dengan bahasa Portugis dan bahasa Yunani sebagai bahasa asing yang sebagian
besar memberikan sumbangan di bidang agama Kristen. Hal itu dilatarbelakangi
oleh sejarah bahwa bangsa Portugis dan Yunani adalah penyebar dari agama
Kristen sehingga bahasa Portugis dan bahasa Yunani banyak memberikan sumbangan
di bidang agama Kristen. Sebagai contoh, kata gereja dipahami sebagai tempat
ibadah umat Kristen dan itu telah menjadi bahasa Indonesia sebagai kata serapan
dari bahasa asing, begitu juga dengan
natal yang dipahami sebagai hari raya umat Kristen, dan masih banyak lagi
kesamaan-kesamaan bahasa akibat saling mempengaruhi antar bahasa.
3.
Dari banyaknya bahasa asing, bahasa manakah yang paling dominan diserap
ke dalam bahasa Indonesia? (Fitri
Lestari)
Jawaban:
Bahasa asing yang paling dominan dalam memberikan
sumbangan terhadap perkembangan bahasa Indonesia hingga sekarang adalah bahasa
Inggris. Hal itu dikarenakan kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan terjadinya pertukaran informasi dengan bangsa-bangsa lain yang
menggunakan bahasa Inggris. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris
merupakan bahasa internasional yang juga dibutuhkan untuk menghubungkan kita
dengan bangsa-bangsa lain. Media-media yang sering kita jumpaipun sebagian besar menggunakan bahasa Inggris
sehingga bahasa Inggris banyak mempengaruhi bahasa Indonesia.
Selain bahasa Inggris, bahasa asing yang banyak
memberikan sumbangan kepada bahasa Indonesia yaitu bahasa Sansakerta, Belanda,
dan Arab. Faktor yang melatarbelakangi hal tersebut ialah proses historis yang
berawal dari bahasa Sansakerta yang datang bersamaan dengan ajaran Hindu-Budha
di Indonesia. Kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan
bangsa Belanda. Setelah penjajahan bangsa Belanda usai adalah masa perdagangan
antara bangsa Timur Tengah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang
menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.
4.
Apakah bahasa daerah juga dapat mempengaruhi bahasa Indonesia? (Hari Tri Suroyo)
Jawaban:
Peran bahasa daerah juga dapat mempengaruhi bahasa
Indonesia, karena di Indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa daerah
sehingga banyak kosakata bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa daerah. Bahasa
daerah merupakan aset budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Melalui wahana
bahasa daerah, beraneka ragam budaya dapat dilestarikan. Kosakata atau ungkapan
mengenai konsep budaya daerah, misalnya: jangger, legong (Bali); ketoprak,
wayang, gambyong, reog, tayuban, keris, mawas diri, sandang pangan, kadaluarsa,
wanti-wanti, eja wantah (Jawa), lenong (Betawi); doger, calung,
punten, saur sepuh (Sunda); rencong (Aceh); mandau
(Kalimantan); karapan sapi (Madura); dan horas (Batak).
Di samping itu, bahasa daerah juga memberikan
sumbangan di bidang istilah sebagai padanan istilah asing (Inggris) seperti
contoh berikut ini:
Imbuhan (Jawa) afiks
Adegan (jawa) scene
Adikuasa (jawa) superpower
Ajeg (jawa) konsisten
Jasaboga (jawa) katering
Lempung (jawa) clay
Gambut (banjar) peat
Mantan (basemah) eks
Nyeri (sunda) pain
Pantau (Minangkabau) monitor
Seperti terlihat pada contoh di atas, kosakata
bahasa daerah dapat memberikan sumbangan di berbagai bidang seni, budaya, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
5.
Jelaskan ketentuan pembentukan bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa
asing! (Mesha Nita Sari)
Jawaban:
Ketentuan-ketentuan pembentukan bahasa Indonesia yang
diambil dari bahasa asing merupakan kaidah penyesuaian ejaan yang diatur dalam
sebuah pedoman yang disebut Pedoman Pembentukan Istilah. Kaidah-kaidah tersebut
adalah sebagai berikut:
-
aa (Belanda) menjadi a (Indonesia), contoh: paal→pal
-
ae jika bervariasi dengan e,
menjadi e, contoh: haemoglobin→hemoglobin
-
ae tetap ae jika tidak
bervariasi dengan e, contoh: aerob→aerob
-
ai tetap ai, contoh: trailer→trailer
-
au tetap au, contoh: audiogram→audiogram
-
c di muka a, u,
o dan k menjadi k, contoh: calomel→kalomel
-
c di muka e, i,
oe dan y menjadi s, contoh: central→sentral
-
cc di muka o, u
dan konsonan menjadi k, contoh: accomodation→akomodasi
-
cc di muka c dan i
menjadi ks, contoh: accent→aksen
-
cch dan ch di muka a,
o dan konsonan menjadi k, contoh: charisma→karisma
-
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s, contoh: machine→mesin
-
ch yang lafalnya c
menjadi c, contoh: check→cek
-
s (Sanskerta menjadi s),
contoh: castra→sastra
-
e tetap e, contoh: debat→debat
-
ea tetap ea, contoh: idealist→idealis
-
ee menjadi e (Belanda),
contoh: strastofeer→stratosfer
-
ei tetap ei, contoh: eicosane→eikosan
-
eo tetap eo, contoh: stereo→stereo
-
eu tetap eu, contoh: neutron→neutron
-
f tetap f (Belanda),
contoh: factor→faktor
-
f tetap f (Inggris),
contoh: faction→faksi
-
f tetap f (Arab),
contoh: fasih→fasih
-
gh menjadi g (Belanda),
contoh: sorghum→sorgum
-
gue menjadi ge (Belanda),
contoh: igue→ige
-
i pada awal suku kata di
muka vokal tetap i, contoh: ion→ion
-
ie tetap ie jika
lafalnya bukan i, contoh: patient→pasien
-
kh tetap kh (Arab),
contoh: akhir→akhir
-
ng tetap ng, contoh: congres→kongres
-
oe/oi menjadi e (Yunani),
contoh: oestrogen→estrogen
-
oo menjadi o
(Belanda), contoh: idioot→idiot
-
oo menjadi u (Inggris),
contoh: cartoon→kartun
-
oo (vocal ganda) tetap oo,
contoh: coordination→koordinasi
-
ou menjadi u jika
lafalnya u, contoh: gouverneur→gubernur
-
ph menjadi f, contoh:
phase→fase
-
ps tetap ps (Inggris),
contoh: psychiater→psikiater
-
pt menjadi pt,
contoh: pteridology→pteridologi
-
q menjadi k
(Inggris), contoh: aquarium→akuarium
-
rh menjadi r
(Inggris), contoh: rhetoric→retorik
-
sc di muka a, o,
u dan konsonan menjadi sk (Inggris), contoh: scala→skala
-
sc di muka e, i dan
y menjadi s, contoh: scenography→senografi
-
sch di muka vokal menjadi sk
(Inggris), contoh: schema→skema
-
t di muka i, jika
lafalnya s menjadi s (Inggris), contoh: action→aksi
-
th menjadi t, contoh:
orthography→ortografi
-
u tetap u (Inggris),
contoh: institute→institut
-
ua tetap ua
(Inggris), contoh: actual→aktual
-
ue tetap ue, contoh: consequent→konsekuen
-
ui tetap ui, contoh: conduite→konduite
-
uo tetap uo
(Belanda), contoh: flourescent→flouresen
-
uu menjadi u
(Belanda), contoh: factuur→faktur
-
v tetap v (Belanda),
contoh: television→televisi
-
x pada awal kata tetap x,
contoh: xenon→xenon
-
x pada posisi lain menjadi ks,
contoh: complex→kompleks
-
x di muka e dan i
menjadi ks, contoh: exception→eksepsi
-
xc di muka a, o,
u dan konsonan menjadi ksk, contoh: exclusive→eksklusif
-
y jika lafalnya y tetap
y, contoh: yoga→yoga
-
y jika lafalnya i
menjadi i, contoh: cynisch→sinis
-
z tetap z, contoh: zenith→zenit
-
konsonan kembar menjadi satu huruf konsonan kecuali jika terdapat
pasangan yang dapat menimbulkan kekeliruan makna, contoh: effect→efek
6.
Apakah dalam penyerapan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia terdapat
proses perizinan? (Rangga
Septianto Asri Putra)
Jawaban:
Sajauh ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
penyerapan bahasa asing. Karena sifat bahasa yang arbitrer menyebabkan bahasa
bebas digunakan sebagai alat komunikasi untuk interaksi antara pemakai bahasa.
Bahasa itu sendiri sifatnya saling mempengaruhi sehingga dalam perkembangannya
banyak kesamaan antara bahasa-bahasa yang ada di dunia. Jadi wajar jika adanya
penyerapan bahasa asing untuk kebutuhan informasi dari berbagai pengguna bahasa
dan untuk perkembangan bahasa itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar